Covid-19 di Kota Cirebon Berpotensi Berhenti Menyebar

0 Komentar

CIREBON – Pemerintah Kota Cirebon bakal melakukan tes masal perdana dengan pengambilan spesimen swab. Diharapkan metode skrining ini dapat menemukan peta sebaran covid-19 sesungguhnya.
Sebaliknya, bila memang sudah tidak terdapat kasus covid-19, Kota Cirebon dapat benar-benar mengakhiri pandemi dan menjadi zona hijau. Apalagi sudah 5 hari terakhir sudah tidak terdapat kasus positif covid-19.
Berdasarkan indeks Rt (reproduksi virus) Kota Cirebon berada pada angka kurang dari 1. Artinya, virus berpotensi berhenti menyebar apabila tidak ditemukan kasus.
Kemudian, mengacu data dan peta sebaran kasus per kelurahan, 18 kelurahan (82 persen) berada pada level 1, 3 kelurahan (14 persen) berada pada level 2, hanya 1 kelurahan (4 persen) pada level 3.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), M Arif Kurniawan ST dalam rapat evaluasi PSBB mengungkapkan bahwa hasil analisis dari tim ahli Bappenas yang terdiri dari ahli epidemiologi angka Rt Kota Cirebon berada di posisi dibawah 1 yakni 0,8064. Artinya penyebaran virus rendah.
Data sampai dengan 8 Juni 2020 oleh tim ahli Bappenas bahwasannya Kota Cirebon kategori hijau (Rt <1). Kemudian berdasarkan data dari provinsi Jawa Barat per tanggal 3 Juni 2020, indeks transmisi kota Cirebon menunjukkan effective reproduction number atau Rt sebesar 0,73043 atau berada di bawah angka 1 atau berpotensi berhenti menyebar.
Pemeriksaan swab tes masal di Kota Cirebon, direncakan mulai hari ini Rabu (17/6). Sasaran awal skrining terhadap tenaga kesehatan (nakes). Menyusul kemudian kalangan lainnya. Dalam 10 hari, ditargetkan dapat menuntaskan 1.242 tes swab.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr H Edy Sugiarto MKes mengatakan, swabtest akan dipusatkan di Gedung Pusdiklat BKKBN Jl Sudarsono. Totalnya 120 nakes dari sampel pegawai puskesmas di Kota Cirebon.
“Rencananya untuk tahap awal (sasaranya) sampel nakes dari 22 puskesmas. Setiap Puskesmas pegawainya 35-50 orang. Kalau bisa untuk nakes sampelnya sasaranya 10-20 persen dari populasi pegawai tiap puskesmas,” ujar Edy, kepada Radar Cirebon, Selasa (16/6).
Menurutnya, nakes menjadi prioritas pertama dalam tes karena mereka ada di garda terdepan. Sedangkan, untuk nakes yang bekerja di RSD-GJ, swab test-nya digelar mandiri oleh institusinya.

0 Komentar