Kata Khilafah Hilang, Ketua DPRD Minta Maaf

Kata Khilafah Hilang, Ketua DPRD Minta Maaf
BERBAGI KEBAHAGIAAN: Tim dari Surya Shuttle Cirebon membagikan makanan gratis kepada salah seorang warga. --FOTO: SURYA SHUTTLE FOR RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Ketua DPRD Kota Cirebon Affiati menggelar jumpa pers, kemarin (10/7). Dia mengklarifikasi video viral tentang dirinya saat membacakan pernyataan sikap ikrar setia pada Pancasila dan NKRI saat menerima massa dari Forum Cirebon Bersatu (FCB) yang menggelar demo menolak RUU HIP, Senin lalu (6/7).
Dua hari belakangan ini memang viral cuplikan video yang dianggap kontroversi itu. Di mana pada bagian penolakan atas paham-paham yang dilarang seperti komunisme, leninisme, sekularisme, dan khilafah, tampak kurang jelas saat penekanan intonasi baca ketika mengucapkan penolakan khilafah.
Affiati menegaskan pada saat membacakan penolakan terhadap paham-paham yang dilarang, semua diucapkan. Hanya, katanya, kurang jelas terdengar akibat teriakan takbir dari para audiens yang hadir di DPRD Kota Cirebon. Dia membeberkan, kejadian bermula pada saat DPRD menerima perwakilan FCB.
Dalam proses itu, pimpinan DPRD memberikan kesempatan pada wakil Ketua DPRD Fitria Pamungkaswati yang menawarkan agar semua hadir berikrar dengan naskah yang sudah disiapkan. Tapi,
kata Affiati, adiens meminta membacakan terlebih dahulu sebelum mengambil sikap dan menyetujui ikrar itu dengan naskah yang telah disusun.
Adapun bunyi naskah yang dimaksud, pertama, Demi Allah kami bersumpah akan setiap kepada NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Kedua, Demi Allah kami bersumpah akan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa di NKRI demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. Ketiga, Demi Allah kami bersumpah akan menjaga NKRI dari pengaruh paham komunisme, liberalisme, leninisme, sekularisme, dan khilafah.
Menurutnya, pada saat Fitria membacakan draft naskah ikrar bersama pada poin yang ketiga, begitu sampai kata-kata sekularisme langsung disambut takbir dan tepuk tangan oleh audiens. Sehingga kata khilafah tidak terdengar.
Kemudian, lanjut Affiati, pada saat dirinya memimpin membacakan ikrar sebagaimana permintaan audiens, begitu masuk poin ke-3, dalam naskah hanya terdapat kata komunisme dan khilafah, dan di bawahnya ada tambahan berupa tulisan tangan yakni liberalisme, leninisme, dan sekularisme.
“Inilah yang membuat saya bingung dalam menyusun urutan bacaannya. Karena jujur bahwa ide dan konsep ikrar bersama ini datangnya mendadak dari Ibu Fitria yang disampaikan kepada saya saat itu. Jadi beliaulah yang paling mengerti susunan kalimat pada poin 3 ini,” ujar Affiati yang menggelar konferensi pers di gedung DPRD, kemarin.

0 Komentar