Menikmati Sate Kalong Khas Cirebon

Menikmati Sate Kalong Khas Cirebon
TURUN-TEMURUN: Darman melanjutkan usaha sate kalong dari bapak mertuanya M Jhoni yang sudah berjualan sejak tahun 1960. FOTO: ADE GUSTIANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON-Mendengar namanya saja, lumayan
membuat merinding. Ya, sate kalong khas Cirebon. Kuliner satu ini,
disebut-sebut legendaris dan hanya ada di kota udang.

Namun banyak
orang yang salah mengira. Kalong yang berarti kelelawar, bukanlah bahan baku
utama untuk membuat sate ini. Sesungguhnya, sate dibuat dari daging dan urat
kerbau. Kalong hanya penamaan. Sebutan bagi mereka, yang gemar keluar malam.
Artinya, pedagang sate kalong memang aktif berjualan di malam hari. Layaknya
kalong atau kelelawar, yang terjaga di kala makhluk lain tertidur.

Ada dua porsi yang ditawarkan ketika membeli sate kalong M Joni yang berlokasi di Kesambi Dalam, Kota Cirebon ini. Yakni sate manis dan asin. Untuk manis, berbahan dasar daging kerbau dengan dicampur gula jawa saat proses penggilingan. Dan asin, terbuat dari otot paha, masih hewan yang sama, kerbau.

Baca Juga:SMPK Penabur Plus Juara Matematika di TegalSempat Dirayu untuk Membela Negara Lain

KENYAL: Untuk sate asin dari urat paha kerbau berwarna kuning teksturnya kenyal. FOTO: ADE GUSTIANA/RADAR CIREBON

Bagian
bumbu, layaknya sate pada umumnya. Menggunakan campuran kacang dengan gula
merah, serta sedikit ditambah dage atau oncom. Mereka yang gemar pedas, patut
disandingkan sambal. Dan untuk yang memiliki selera lapar lebih, bisa
mengkolaborasikan sate dengan lontong 
yang telah disediakan.

Satu porsi
dihargai Rp13.000. Terdiri dari 10 tusuk sate, dan gratis minum teh hangat
sepuasnya. Sate kalong M Joni buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 23.00
WIB. “Sehari rata-rata terjual 250-300 tusuk. Sate kalong yang manis bisa
bertahan hingga 5 hari. Sementara yang asin, bertahan 2 hari,” ujar Darman,
pedagang sate kalong M Joni.

Pria 42
tahun itu menjelaskan, ada beberapa perbedaan mengolah sate menggunakan daging
kerbau. Pertama adalah tekstur daging. Untuk merekatkan dengan tusuk sate,
daging kerbau yang telah diolah hanya perlu di tempelkan. Tidak bisa ditusuk,
seperti sate ayam atau kambing.

Lalu pada
bagian urat kerbau, perlu direbus terlebih dahulu hingga 10 jam. Dilakukan agar
tekstur sate menjadi lembut dan mudah di kunyah. Semua proses produksi dari
bahan mentah hingga menjadi tusuk sate, dilakukan Darman bersama sang istri di

0 Komentar