Penumpang BRT hanya Sekadar Penasaran

BRT-Kota-Cirebon
BRT sudah 2 tahun beroperasi di Kota Cirebon. Foto: Dok Radar Cirebon.
0 Komentar

 
CIREBON – Sudah hampir tiga bulan Bus Trans Cirebon (BRT) atau Trans Cirebon mengaspal di Kota Udang. Penentuan tanggal saat awal peresmian sempat diundur-undur. Bus ini pun seperti prematur mengaspal di jalan. Tak jelas tujuannya. Naik BRT sekadar untuk suka-suka. Tak sesuai kebutuhan.
Trayek sampai sekarang masih menyisir pinggiran kota. Berdasarkan pengamatan, penumpang yang naik-turun hanya sebatas penasaran. Bukan karena keperluan mengunjungi tempat tertentu. Lebih kepada ingin menikmati fasilitas. Apalagi tarif sampai sekarang belum diputus. Alias gratis!
“Akhir-akhir ini tiap hari memang selalu penuh. Banyak penumpang. Utamanya naik dari halte di depan Kecamatan Kejaksan dan Halte Perikanan dan Kelautan (Jl Sisingamangaraja),” ujar kondektur BRT, Wanto, beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon Andi Armawan menjelaskan, sampai sekarang kehadiran BRT relatif bisa diterima angkutan umum lain. Baik online atau offline. Karena, katanya, BRT konsekuen dalam menaikkan dan menurunkan penumpang. Tak sembarang tempat.
Ke depan, Andi menambahkan, tak menutup kemungkinan trayek BRT hingga ke wilayah tetangga. Selain Kabupaten Cirebon, bisa ke Kabupaten Indramayu, Kuningan atau Majalengka. Karena tujuan BRT, imbuh Andi, tak lain untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Sehingga meminimalisasi kemacetan di jalan raya.
Pemkot Cirebon dan pengelola juga nampak harus ekstra berpikir terhadap Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bus aksen biru putih itu. Seperti biaya perawatan, suku cadang dan sebagainya. Diakui Andi, keperluan tersebut membutuhkan biaya yang tak sedikit. Menyinggung tarif, PD Pembangunan telah mengusulkan rencana penetapan itu kepada dishub.
Dari 10 unit, hanya beberapa yang beroperasi. Penumpang rata-rata anak-anak. Andi menjelaskan, keberadaan BRT sejak diluncurkan tiga bulan lalu, hingga saat ini masih gratis tarifnya.
Karena, sampai sekarang masih menunggu surat keputusan tarif dan trayek yang belum ditandatangan walikota Cirebon. Bentuknya, kata Andi, adalah  keputusan walikota Cirebon. Proses surat tersebut hingga sekarang masih berada di Bagian Hukum Setda Kota Cirebon. “Sejak launching hingga sekarang, masih gratis,” kata Andi kepada Radar Cirebon, Senin (5/7).

0 Komentar