Pilih Legenda Menuju Jawara

Pilih Legenda Menuju Jawara
Andrea Pirlo
0 Komentar

TURIN – Andrea Pirlo akhirnya kembali ke Juventus. Posisinya adalah sebagai pelatih. Ini terjadi setelah 24 jam pasca Juventus meladeni Lyon di leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Presiden Juventus, Andrea Agnelli memutuskan untuk memberhentikan Marizio Sarri dari kursi pelatih.
Pirlo adalah legenda hidup Bianconeri, sebutan Juventus. Namun, bukan jaminan akan sukses pada musim pertamanya. Akankah dia menjadi Simone Inzaghi dengan Lazio, atau Josep ‘Pep’ Guardiola bersama Barcelona? Tentu saja, melihat legenda klub datang kembali sebagai pelatih, harapan besar diberikan suporter. Mereka bangga karena pahlawan masa lampau pulang dan siap menghadirkan kejayaan baru.
Meski hanya empat musim di Juventus (musim 2011-2015), Pirlo sudah dianggap sebagai sosok yang paham betul dengan tradisi klub. Tapi, tetap saja, bagi semua orang, ini adalah perjudian yang harus dimenangkan eks pelatih Juventus U-23 tersebut.
Jam terbang Pirlo sebagai pelatih masih seumur jagung. Pria yang berkontribusi dalam meraih lima gelar Serie A berturut-turut bersama Juventus, baru sebulan mengawali karir pelatih. Yakni, bersama Juventus muda. Belum ada satu pun pertandingan amatir yang pernah diikuti Pirlo.
Masih terlampau dini untuk menilai Pirlo bisa sukses atau gagal bersama Juventus. Namun, berdasarkan rekam jejaknya yang gemilang bersama Antonio Conte, Pirlo tentu akan memakai gaya melatih yang diterapkan pelatih Inter Milan tersebut.
Dalam beberapa musim terakhir, Juventus jarang melakukan perubahan taktik yang drastis dari satu pelatih ke pelatih lainnya. Hanya saat Antonio Conte berkuasa, skema tiga bek sangat sering dipakai. Begitu ditangani Maurizio Sarri, Juventus memainkan skema empat bek. Paling sering, mantan pelatih Chelsea itu menerapkan 4-3-3. Situasi yang memudahkan Pirlo apabila dia konsisten memakai 3-4-3 sebagaimana saat ia membela Juventus terakhir kalinya.
Berbeda dengan Sarri yang begitu keras kepala memakai 4-3-3 ala SarriBall, Pirlo sebenarnya bisa lebih luwes dengan 3-4-3. Taktik yang membuat banyak kombinasi untuk bermain di area tengah, di mana penyerang, winger, dan gelandang, berada pada jarak yang dekat satu sama lain. Pola itu sering dilakukan dalam serangan Juventus saat bersama Antonio Conte.

0 Komentar