Raja Italia

Raja Italia
0 Komentar

2 Juventus vs Sampdoria 0
TURIN – Juventus meraih Scudetto Serie A 2019/2020 dengan mengalahkan Sampdoria di pekan ke-36, Senin (27/7) dini hari kemarin WIB. Ini gelar kesembilan beruntun yang makin mempertegas Si Nyonya Tua sebagai raja Italia.
Gol Cristiano Ronaldo dan Federico Bernardeschi memastikan Juventus mengunci trofi Serie A di Allianz Stadium. Dengan tambahan 3 poin, Bianconeri mengoleksi 83 poin dan tidak mungkin lagi terkejar Inter Milan yang maksimal hanya meraup 82 poin di akhir musim.
Sukses ini menjadikan Juventus sebagai klub pertama di lima liga teratas Eropa yang meraih sembilan gelar berturut-turut. Mereka mengungguli raksasa Jerman, Bayern Muenchen yang musim ini menjuarai Bundesliga untuk delapan musim beruntun.
Selain itu, Scudetto ini memantapkan posisi Juventus sebagai kolektor gelar Serie A terbanyak. Tidak termasuk musim 2004/2005, di mana, gelar Juventus dialihkan ke Inter Milan melalui pengadilan setelah skandal Calciopoli. Klub Kota Turin itu total sudah mengoleksi 36 gelar, dua kali lebih banyak dari duo Milan.
Gelar ini semakin istimewa karena perjuangan yang harus mereka lalui. Tak hanya oleh pandemi virus Corona yang sempat menghentikan kompetisi selama tiga bulan, Juventus juga memulai musim dengan perubahan radikal dan berani, yakni pergantian pelatih.
Maurizio Sarri dibawa ke Turin untuk menggantikan Massimilliano Allegri untuk membuat Bianconeri memainkan sepak bola yang lebih baik. Terutama menampilkan sepak bola menyerang yang menghibur sebagaimana yang ingin disaksikan petinggi klub.
Kendati belum benar-benar memenuhi ekspektasi, Sarri sudah memperlihatkan kekuatan lini serang yang mumpuni dan menghibur. Musim ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Juventus mencetak setidaknya dua gol dalam 12 pertandingan Serie A berturut-turut.
Makanya, Sarri yang juga mencetak rekor sebagai pelatih tertua yang memenangkan gelar Serie A, mengaku sangat senang. Sarri yang kemarin berusia 61 tahun dan enam bulan, menegaskan, ini sama sekali bukan gelar mudah bagi mereka.
“Tentu saja saya punya perasaan khusus. Sangat sulit untuk menang. Itu bukan jalan di taman. Itu panjang, sulit, menegangkan, dan skuad ini layak mendapat banyak pujian karena terus menemukan rasa lapar serta tekad untuk mengejar kemenangan berturut-turut,” kata Sarri kepada Sky Sports Italia. (amr/*)

0 Komentar