Rela Antre Air Bersih

antre-air-bersih
ANTRE AIR: Warga RT 9 Desa Simpayjaya, Kecamatan Karangkancana, rela antre mengambil air bersih dari toren penampungan yang dibuat secara swadaya, kemarin. Foto: M Taufik/Radar Kuningan
0 Komentar

KUNINGAN – Musim kemarau tahun ini masih menjadi mimpi buruk bagi warga Desa Simpayjaya, Kecamatan Karangkancana. Kembali warga harus rela antre mengambil air bersih dari bak penampungan di dua lokasi berbeda untuk memenuhi kebutuhan minum dan cuci sehari-hari.
Pemandangan ini hampir terjadi sepanjang hari. Dengan menggunakan gerobak berisi enam jeriken, warga bergantian mengambil air dari bak penampungan yang dibuat warga Desa Simpayjaya secara swadaya. Satu di depan masjid desa dan satu lagi di tengah areal persawahan RT 9.
Tak sedikit warga yang membawa jeriken air dengan cara dipikul. Ada pula yang menggunakan motor yang telah dipasang tas terpal khusus untuk menyimpan jeriken.
“Kalau yang di masjid harus bayar Rp1.000 per jeriken. Karena bak penampungan ini dibuat oleh desa dan air disedot menggunakan pompa listrik. Anggap saja sebagai iuran bersama untuk pemeliharaan. Sisanya untuk infak masjid,” ungkap Abdul Azis salah satu warga yang tengah mengambil air di halaman masjid desa.
Warga RT 9 memilih mengambil air dari toren penampungan yang dibuat secara swadaya pada musim kemarau tahun 2018 lalu. Air dari sumber mata air Cilutung dialirkan dengan menggunakan pipa paralon memanfaatkan hukum gravitasi.
“Kalau di sini air boleh diambil secara gratis karena saat awal pembangunan bak penampungan dilakukan secara swadaya warga RT 9. Tapi masalahnya air yang mengalir sangat kecil, jadi kami harus antre lama untuk bisa mendapat air untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Kusti warga setempat.
Namun demikian, Azis, Kusti dan warga yang lain berharap persoalan tahunan warga Desa Simpayjaya ini mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kuningan. Warga merindukan program Pamsimas yang pernah berjalan sebelum bak penampungan air di Desa Jabranti rusak akibat longsor bisa kembali beroperasi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin membenarkan Desa Simpayjaya adalah salah satu desa yang mulai terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Diakui, pihaknya sudah menerima laporan dari tiga desa yang mengalami kekeringan, yaitu dua lagi Desa Sukasari dan Cihanjaro di Kecamatan Karangkancana.

0 Komentar