Ribuan Hektare Daratan Tergerus Abrasi

Ribuan Hektare Daratan Tergerus Abrasi
GERAK CEPAT: Bupati Indramayu Hj Nina Agustina bersama Anggota Komisi V H Dedi Wahidi dan BBWS Citarum didampingi Kuwu Ujunggebang Dedi Gunawan dan Muspika Sukra meninjau Pantai Ujunggebang, Sabtu (18/9). UTOYO PRIE ACHDI/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

 
INDRAMAYU- Abrasi pantai di ujung barat Kabupaten Indramayu masif menggerus tanah daratan. Selain permukiman penduduk, abrasi juga menghilangkan ribuan hektare areal persawahan produktif.
Bupati Indramayu Hj Nina Agustina bersama Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB H Dedi Wahidi dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum meninjau pembangunan penahan ombak (break water) di Pesisir Pantai Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra.
Bupati Nina mengatakan, daratan di Desa Ujunggebang harus diselamatkan. Sebagai upaya untuk mencegah abrasi yang terus menerus mengikis daratan, lanjut Nina, Pemkab Indramayu melakukan koordinasi dengan BBWS Citarum dan Komisi V DPR RI.
“Karena ini kewenangan Ditjen PSDA dalam hal ini BBBWS. Kita upayakan perbaikan tanggul pemecah ombak (breakwater) dulu. Hampir sebagian tanggul yang sudah ada di Ujunggebang ini, kini kondisinya rusak. Tentunya kita berharap daratan pantai yang belum ada breakwater-nya juga dibangun,” ujar Bupati Nina saat meninjau pantai Ujunggebang, Sabtu (18/9).
Untuk mendorong penanganan abrasi, lanjut Nina, Pemkab Indramayu berkoordinasi, sekaligus meminta bantuan kepada Komisi V DPR RI dalam hal ini H Dedi Wahaidi yang merupakan anggota di komisi yang membidangi infrastruktur tersebut dari dapil Jabar 8.
Sementara itu, Kuwu Ujunggebang, Dedi Gunawan mengatakan, akibat abrasi ratusan kepala keluarga telah kehilangan tempat tinggalnya.
Warga terpaksa pindah dan membangun rumah yang letaknya jauh dari pantai. Tidak hanya tempat tinggal, banyak petani juga kelihangan lahan sawahnya.
Menurut Dedi, selama kurun waktu dua puluh tahun terakhir sekitar 2.000 hektare tanah daratan hilang terkena abrasi. Dari luas tersebut, diantaranya areal persawahan dengan luas sekitar 900 hektare.
“Dulu ada yang namanya Dusun Ujunggebang di tengah laut sana. Namun, karena terkena abrasi, dusun tersebut hilang. Balai desa juga ada disana,” ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakan Dedi, upaya penanggulangan abrasi memang sudah dilakukan, yakni membangun tanggul penahan ombak. Namun, baru hanya sebagian yang sudah dibangun, dan kini kondisinya rusak.
Ia berharap, breakwater yang rusak bisa segera diperbaiki, sekaligus membangun breakwater yang belum ada. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Bupati dan Pak H Dedi Wahidi, memberikan perhatian kepada desa kami,” imbuhnya. (kom)

0 Komentar