Sambut New Normal, Disporapar Susun Protokol Kesehatan di Objek Wisata

hotel-tenaga-medis-kota-cirebon
0 Komentar

KUNINGAN – Jelang penghabisan PSBB jilid II Kuningan, istilah “New Normal” kini mencuat ke publik. Istilah ini disebut-sebut sebagai masa kembalinya aktivitas seperti biasa dan beroperasi kembali multi sektor, di antaranya pariwisata yang lumpuh selama 3 bulan terakhir.
Disporapar Kuningan sebagai instansi yang concern pada sektor Pariwisata, melakukan persiapan kemungkinan berlakunya New Normal pada awal Juli. Kepala Disporapar Kabupaten Kuningan, H Toto Toharuddin melakukan sejumlah langkah strategis pada Kamis (28/5) dengan mengumpulkan para stake holder parwisata di kantornya, diantara yang hadir pemilik objek wisata, Kepala Desa, BTNGC dan Perhimpunan Hotel Restora (PHRI).
“Hari ini saya bisa tukar gagasan dengan masyarakat pariwisata, dan juga ada pemuda dan masyarakat olahraga, hadir semua elemen yang masuk di area Disporapar. Mereka semua sudah berkeinginan untuk Kuningan mulai memberlakukan sistem atau pola New Normal dengan menerapkan protokol kesehatan” ujar Toto.
Dikatakannya, masyarakat sudah kian jenuh setelah berada dirumah pada masa ‘outbreak’ dengan KWP berlanjut ke PSBB. Memasuki masa new normal sektor pariwisata harus mempersiapkan diri, selain gagasan pengembangan wisata juga kesiapan mengikuti protokol kesehatan.
Diskusi yang berlangsung di lantai 2 ruang rapat Disporapar dimulai pukul 09:00 WIB, menghasilkan banyak gagasan dari peserta sebagai catatan Disporapar yang akan disampaikan kepada bupati.
“Recovery ekonomi nya harus seperti apa, kemudian pemberdayaan pemuda, pemberdayaan olahraga. Saya akan sounding dengan Dinas kesehatan dan IDI terkait protokol kesehatan ketika kawasan pariwisata dibuka, saya siapkan formula sebagai bahan kebijakan pimpinan (bupati),” jelasnya.
Pembahasan New Normal disambut antusias pengelola objek wisata. Seperti salah satu ikon yang sangat terkenal yakni Kolam Renang Ikan Dewa Cibulan, melalui manajernya Didi Sutardi.
“Kesiapan kita menuju New Normal, harapan saya pertemuan seperti ini berkelanjutan, dengan satu tujuan menjadikan destinasi wisata Kuningan diminati secara nasional maupun internasional,” ungkap Didi.
Diakuinya, Kolam renang selama kebijakan Covid-19, Kolam Cibulan sangat terdampak dengan penghentian operasional.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Wisata Cibuntu Awam Hamara, selama penutupan objek wisata, warganya bertahan secara ekonomi dengan mengandalkan sektor pertanian.

0 Komentar