Tragedi Menit 90

Tragedi Menit 90
SELEBRASI: Neymar dan Kylian Mbappe (kanan) tergeletak saat selebrasi karena saking gembiranya. --FOTO: AP PHOTO
0 Komentar

1 Atalanta vs PSG 2
LISBON – Petualangan menakjubkan Atalanta dalam musim debut mereka di Liga Champions kandas di babak delapan besar. Perjalanan Sang Dewi, julukan Atalanta, berakhir menyedihkan di tangan Paris Saint-Germain (PSG), kemarin dini hari WIB.
Sempat unggul hingga menit akhir berkat gol Mario Pasalic di menit ke-27, kemenangan yang sudah di depan mata Sang Dewi buyar ketika laga memasuki menit 90. Marquinhos yang naik membantu serangan, mampu menyamakan kedudukan usai menerima umpan tarik dari Neymar.
Tragedi wakil Italia itu kemudian disempurnakan Eric Maxim Choupo-Moting. Sang supersub yang masuk menggantikan Mauro Icardi di menit ke-79, membalikkan keadaan menjadi 2-1 lewat sontekan jarak dekat setelah mendapat assist dari Kylian Mbappe.
Gelandang Atalanta, Marten de Roon menyebut, kekalahan ini sangat menyakitkan. Ia mengatakan, mereka sudah berjuang maksimal, namun bernasib tragis. “Kami melakukannya dengan sangat baik hingga momen malang di menit-menit terakhir. Saat ini, ini cukup menyakitkan. Saya merasa kecewa,” kata De Roon di situs resmi UEFA.
Kelelahan sepertinya menjadi awal petaka Atalanta di Estadio da Luz. Setelah Berat Djimsiti, Robin Gosens, Pasalic, dan sang kapten Alejandro Gomez ditarik keluar, permainan anak asuh Gian Piero Gasperini berubah total. Mereka dibombardir dan tidak bisa lagi melepaskan tembakan tepat sasaran di paruh kedua.
“Kami memainkan babak pertama yang bagus. Di mana, kami mampu membuat PSG kesulitan. Kami menempatkan mereka di bawah tekanan dan memiliki beberapa peluang kecil. Di babak kedua, kami bertahan sedikit lebih dalam,” keluh De Roon.
Gasperini yang berbicara kepada Sky Sport tak kalah kecewa. Ia menyebut, Atalanta begitu dekat dengan semifinal. “Beberapa bola mati, beberapa momen, situasi, detil yang menentukan siapa yang maju dan siapa yang tidak. Kami sangat dekat, sangat dekat. Detil membuat perbedaan di Liga Champions,” jelasnya.
Walau kecewa, pelatih veteran Italia itu menegaskan, pencapaian mereka sudah sangat luar biasa. Gasperini mengaku bangga melihat bagaimana timnya bisa bersaing di level Eropa. “Saya hanya bisa berterima kasih kepada para pemain saya,” tegasnya.

0 Komentar