Warga Buru Baju Koko dan Sarung

Warga Buru Baju Koko dan Sarung
RAMAI: Suasana jelang lebaran di Toko Arafah Busana Muslim Jl Panjunan Kota Cirebon. --FOTO: APRIDISTA SITI RAMDHANI / RADAR CIREBON
0 Komentar

 
CIREBON – Mendekati lebaran, masyarakat turut memenuhi kebutuhan jelang sandang. Salah satu item yang diburu yakni sarung dan baju koko. Toko penyedia baju koko pun mulai diserbu pembeli.
Salah satu pengelola toko busana muslim di Jl Panjunan, Madi, menuturkan, momen Hari Raya Idul Fitri biasanya terjadi lonjakan pembeli. Seperti saat ini, sejak H-10 lebaran, lonjakan permintaan baju koko memang sudah terlihat meski kenaikannya tidak signifikan.
“Sejak H-10 mulai ada peningkatan, sampai saat ini kenaikan sekitar 20 persen,” tuturnya, kemarin.
Ia mengungkapkan, kenaikan pembeli belum stabil setelah tahun lalu penjualan anjlok lantaran pandemi. Sebelumnya, di momen lebaran, kenaikan minimal ada di 50% pada H-7. “Tahun ini tetap ada kenaikan, namun perlahan dibandingkan saat pandemi tahun lalu,” ungkapnya.
Beberapa item yang paling banyak diincar adalah baju koko. Biasanya baju koko yang dipilih untuk dipakai di Hari Raya Idul Fitri yang berwarna putih. Namun trendnya saat ini sudah berbeda. Mulai banyak beberapa warna lain yang dipilih. “Warna dasar lainnya banyak dipilih tidak cuma putih untuk saat ini,” terangnya.
Sarung juga jadi item yang turut diburu. Beberapa bahan yang disedikan seperti tetron rayon, katun rayon, semi sutera, hingga polyaster. Hingga saat ini yang masih banyak dipilih adalah bahan katun rayon. “Bahan ini banyak dipilih karena harganya bersahabat dan nyaman dipakai, mengikui gerak langkah,” jelasnya.
Untuk sarung, saat ini dibanderol dengan harga paling murah Rp70 ribu hingga paling mahal Rp250 ribu. Kenaikan permintaan barang juga diprediksi akan terus melonjak jelang lebaran. “Makin dekat lebaran, biasanya makin tinggi permintaan,” tukasnya.
Sementara itu, suasana ramai terlihat di Jl Karanggetas, Kota Cirebon, kemarin (7/5). Kepadatan tersebut disebabkan oleh masyarakat yang ingin berbelanja kebutuhan pangan dan sandang. Menurut Alexander, HRD Asia Toserba, kepadatan biasanya terjadi jelang akhir Ramadan, atau sebelum lebaran. Hal tersebut dikarenakan THR yang diterima sebagian besar karyawan sudah diterima. “Biasanya banyak yang beli baju lebaran,” ujar Alex.
Dia menambahkan, kepadatan hari biasa tidak seramai kemarin. Hal tersebut karena penyekatan akibat imbauan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah. Sehingga, banyak konsumen yang takut dan khawatir akan adanya penyekatan jalan. Imbasnya, pada sore hari kemarin, kepadatan mulai terjadi di beberapa supermarket. Seperti Asia Toserba, Surya Toserba, dan juga Yogya Toserba. Para konsumen mulai berani untuk berbelanja setelah mengetahui mekanime penyekatan yang terjadi.

0 Komentar