Petani Ontrog Kios Pupuk

Petani Ontrog Kios Pupuk
lustrasi pupuk bersubsidi. (Foto:bumn.go.id)
0 Komentar

 
 
 
ANJATAN – Para petani di wilayah Kecamatan Anjatan ramai-ramai melakukan aksi ontrog kios pupuk, Jumat (7/8). Aksi spontan ini terpaksa dilakukan demi mendapatkan pupuk urea bersubsidi yang keberadaannya semakin langka.
Sayang, meski puluhan kios sudah didatangi, hasilnya tetap nihil. Pupuk urea bersubsidi benar-benar hilang. Petani tambah kebingungan. Pasalnya, tanaman padi mereka benar-benar lagi membutuhkan pupuk urea untuk masa awal pertumbuhannya. “Semua kios tidak ada lagi pupuk urea subsidi. Yang ada non subsidi,” ucap Didi, salah seorang petani.
Sejatinya, dia sudah memprediksi semua kios sudah tidak ada lagi yang menyediakan pupuk urea yang harganya disubdisi pemerintah itu. Sejak beberapa minggu lalu. Sejak petani mengetahui ada masalah pada input data Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) oleh jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu.
Hanya rasa penasaran dan harapan yang membuatnya beserta petani lainnya terus-terusan mendatangi kios pupuk. Hampir setiap hari. Kadang, Didi mengaku kasihan kepada para pemilik kios. “Tapi mau bagaimana lagi. Pemilik kios juga kasihan sama kita petani,” ujarnya.
Di tengah kebingunan ditambah keputusasaan itu, sebagian petani terpaksa membeli pupuk urea non subsidi. Meski harganya merobek kantong jika dibandingkan dengan harga pupuk urea bersubsidi yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp180 ribu perkuintal.
Sedangkan yang non subsidi harganya mencapai Rp600 ribu perkuintal, namanya pupuk Nitrea, produksi PT Pupuk Kujang. Kandungannya Nitrogennya 46 persen dan memang lebih bagus ketimbang urea subsidi.
Salah satu pemilik kios pupuk, Karyo membenarkan, pupuk urea non subsidi menjadi pilihan di tengah kelangkaan urea subsidi. Permintaannya pun melonjak sejak seminggu terakhir. Dari 1 ton perhari kini, mencapai 3 ton.
“Petani tetap beli walau harganya mahal. Sebab kalau tanaman padinya tidak segera dipupuk urea, bisa mengurangi produksi panen sampai 50 persen,” kata dia.
Karyo membenarkan, sejak terjadi kelangkaan urea bersubsidi, kios pupuknya hampir setia hari didatangi puluhan petani. Bahkan dalam sehari bisa 50 orang petani datang bersamaan. Itu terjadi saat ada aktivitas bongkar muat pupuk di kiosnya.

0 Komentar