Polisi Tunggu Hasil Visum Korban Pemerkosaan Ciwaringin

video-mesum-pelajar-ciwaringin-cirebon
Sofyan Ahlaf, Wakil Ketua Komnas Perlindungan Anak Cirebon menujukan surat laporan polisi. FOTO: CECEP NACEPI/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Pelaku pencabulan dan kekerasan terhadap pelajar asal Ciwaringin masih aman. Pasalnya, penyidik dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Cirebon belum bisa melakukan penangkapan, karena menunggu hasil visum.
“Kita tinggal menunggu hasil visum. Tadi pagi saya sudah hubungi pihak RSD Gunung Jati. Dan katanya belum jadi. Kalau hasil visum sudah ada, pasti pelaku akan kita tangkap,” kata Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahduddi melalui Kasat Reskrim Kompol Rina Purwitasari, Kamis (12/11).
Kasat menjelaskan, pihaknya sudah memeriksa semua saksi. Setelah meminta keterangan para saksi, ditambah adanya hasil visum, maka bisa ditingkatkan menjadi penyidikan. Sekaligus upaya paksa (menangkap pelaku).
Di tempat berbeda, Wakil Ketua Komnas Perlindungan Anak Cirebon, Sofyan yang mendampingi korban menyampaikan, besok pihaknya akan mendampingi ibu korban ke Polresta Cirebon untuk memenuhi undangan dari penyidik Polresta Cirebon, dengan agenda meminta keterangan.
“Kami sudah siapkan pengacara untuk mendampingi orang tua korban. Besok kita akan ke Polresta Cirebon untuk memenuhi undangan penyidik. DW (ibu korban, red) akan diperiksa,” tandasnya.
Setelah pendampingan itu, dia berencana akan membantu mengantarkan korban ke psikolog, untuk menyembuhkan trauma psikis yang dialami korban. Karena sampai sekarang, korban masih murung bila mengingat kejadian yang dialaminya.
“Kami sudah fasilitasi korban untuk ketemu dengan psikolog untuk penyembuhan mentalnya. Korban dulunya ceria, sekarang murung. Saya merasa kasihan,” tuturnya.
Untuk kelangsungan korban dalam mengikuti pelajaran, Sofyan juga sudah mendatangi Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon agar dapat menjamin korban untuk melaksanakan tugas belajar seperti biasanya. Tidak ada tekanan dari pihak sekolah, seperti yang sebelumnya meminta untuk pindah.
Sofyan juga mengaku prihatin dengan kondisi korban. Bila tetap di sekolah lamanya, ia harus siap dan kuat mental menghadapi guru dan teman-teman sekolahnya. Bila dipindahkan ke sekolah lain, pihak sekolah belum tentu menerima dengan terbuka. Yang dihadapi oleh korban seperti buah simalakama.
Oleh karena itu, dia memastikan kepada Disdik agar benar-benar melindungi masa depan korban untuk mencari ilmu di masa-masa mendatang. “Sudah klarifikasi ke Sekdis Disdik. Mereka siap membantu bila anak mau pindah. Tapi, kalau gak mau pindah, akan dibantu,” tandasnya.

0 Komentar