Kecam Normalisasi Hubungan UEA-Israel

0 Komentar

*Anggap Pengkhianatan,
Palestina Tarik Duta
Besarnya dari
Uni Emirat Arab 
JAKARTA – Palestina menilai, kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel adalah sebuah pengkhianatan sepenuhnya terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Otoritas Palestina (PA) atau Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengaku tidak pernah mengetahui akan adanya kesepakatan Israel-UEA tersebut. Hanan Ashrawi mengatakan, pihaknya tak pernah menyangka UEA mau menjalin hubungan dengan zionis.
“PLO, PA dan para pimpinan Palestina tidak mengetahui bahwa ini akan terjadi. Kami dibutakan. Kesepakatan rahasia mereka kini terkuak. Ini sebuah pengkhianatan yang menyeluruh,” kata pemimpin Palestina beragama Kristen itu kepada Reuters.
Otoritas Palestina pada Kamis (13/8) mengumumkan penarikan duta besarnya untuk Uni Emirat Arab (UEA). Selain itu, Palestina juga menuntut pertemuan darurat Liga Arab.
“Atas permintaan Presiden Mahmud Abbas, Kementerian Luar Negeri Palestina telah memutuskan untuk segera menarik duta besarnya untuk Uni Emirat Arab,” kata Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, dikutip AFP, Jumat (14/8).
Kesepakatan Israel-UEA juga ditolak oleh Hamas, kelompok Islam yang menguasai Jalur Gaza dan merupakan saingan dari Partai Fatah yang dipimpin Abbas.
Akan tetapi, dalam menyikapi kasus kali ini, Abbas dan pimpinan Hamas, Ismail Haniyah, sepakat untuk bersatu. Kedua kubu politik itu telah berkomunikasi pascapengumuman kesepakatan Israel-UEA.
“Semua faksi Palestina bersatu untuk menolak normalisasi (UEA dengan Israel),” ujar salah satu sumber Hamas kepada AFP.
Kecaman juga datang dari Turki. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa, sejarah dan hati nurani masyarakat di kawasan tidak akan pernah melupakan “perilaku munafik” UEA yang menyetujui kesepakatan tersebut.
“UEA diam-diam mengejar ambisi atas rencana Amerika Serikat (AS), dan mengabaikan kemauan Palestina. Sejarah maupun hati nurani di kawasan ini tidak akan pernah melupakan dan memaafkan perilaku munafik UEA,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri, dilansir Anadolu Agency.
Turki juga menyatakan, keprihatinan serius atas normalisasi hubungan UEA dan Israel. Menurut Turki, tindakan yang diambil oleh UEA bertujuan untuk menghapus Rencana Perdamaian Arab secara sepihak.

0 Komentar