Tangani Pasien Corona, Rumah Sakit di Inggris Larang Perawat Pakai Masker

Tangani Pasien Corona, Rumah Sakit di Inggris Larang Perawat Pakai Masker
STERILISASI: Polisi Saudi menjaga Kakbah, bangunan kubik di Masjidil Haram, di kota suci Muslim di Makah, Arab Saudi, Jumat (6/3). Arab Saudi mengosongkan situs paling suci Islam untuk sterilisasi virus corona. FOTO: AP
0 Komentar

LONDON – Permintaan akan perlindungan ekstra bagi para tenaga kesehatan di Inggris terus meningkat. Ini menyusul kematian yang melibatkan dua perawat berusia 30an tahun, akibat terpapar COVID-19.
Di beberapa rumah sakit di Inggris, ada larangan mengenakan masker. Hal ini memicu beberapa aksi pengunduran diri para tenaga suster. Mereka merasa terancam dan terabaikan secara profesi. Karena itu, mereka lebih memilih harus kehilangan pekerjaan daripada nyawa yang jauh lebih berharga.
Salah satunya adalah wanita bernama Tracy Brennan. Dia mengkritik keras atasannya di salah satu rumah sakit, di London. Menurut dia, bekerja dalam lingkungan, yang salah satunya berurusan dengan pasien positif Corona, tanpa mengenakan pelindung di wajahnya, adalah sesuatu yang tidak bisa diterima secara logis.
Padahal menurut Brennan, berhadapan dengan pasien di rumah sakit dengan mengenakan masker, meski dirinya ditempatkan pada bangsal nonpasien corona, tidaklah menggangu kenyamanan para pasien.
“Saat tiba di rumah sakit dan mengenakan masker, atasan meminta saya untuk datang ke ruangannya. Menurut dia, mengenakan masker di area RS bertentangan dengan kebijakan. Dia dan meminta saya untuk melepaskannya. Saya katakan saya merasa tidak nyaman merawat para pasien, yang kemungkinan terpapar Corona,” tulis Tracy Brenana dalam surat pengunduran dirinya, seperti dikutip The Guardian, Sabtu (4/4).
Kepada media Inggris itu, Brennan mengungkapkan, dirinya sempat pernah dalam sebuah kesempatan, tersumbur oleh salah satu pasien rumah sakit. Itu terjadi saat dirinya mencoba mengambil sampel darah. Tanpa peringatan, Brennan yang sedang tidak mengenakan masker itu, harus pasrah terpapar oleh cairan batuk yang keluar dari mulut pasien yang dirawatnya.
“Dengan berat hati dan penuh penyesalan, saya rasa tidak ada pilihan lain bagi saya. Kecuali menyerahkan surat ini sebagai pernyataan mundur. Saya tidak lagi bisa menjalankan tugas saya, lantaran tidak diijinkan mengenakan alat pelindung diri (APD) saat menjalankan tugas,” tambah Brennan.
Badan kesehatan Inggris (NHS) sebelumnya menjelaskan kelangkaan pelindung diri disebabkan adanya permasalahan dengan distribusi alat. Akan tetapi, banyak pihak yang menyangsikan kebenaran klaim tersebut. Beberapa asosiasi seperti Doctors in Unite dan the Doctors pun, menuntut pemerintah untuk menunjuk pihak ketiga, dalam pengadaan alat pelindung diri berkualitas tinggi. Salah satunya masker wajah.

0 Komentar