Santri Riyadhul Jannah Bayar SPP Pakai Sampah

santri-bank-sampah
BERKAH SAMPAH: Pengasuh Ponpes Riyadhul Jannah Nulhakim tengah menyortir sampah plastik yang disetorkan para santri sebagai pengganti biaya SPP bulanan. Foto: M Taufik/Radar Kuningan
0 Komentar

KUNINGAN – Pondok Pesantren Riyadhul Jannah di Desa/Kecamatan Japara punya program unik untuk meringankan para santrinya membayar iuran SPP bulanan. Yaitu melalaui program Sedekah Rongsok, para santri diwajibkan menyetorkan sampah setiap hari sebagai gantinya.
Ya, setiap hari para santri berangkat ke pesantren sambil membawa kantong plastik berisi sampah yang mempunyai nilai jual seperti botol plastik, kardus hingga besi tua. Sampah yang dibawa para santri tersebut kemudian disetorkan, ditimbang dan dicatat oleh petugas Bank Sampah di buku tabungan. Setelah satu bulan, akan dihitung berapa perolehannya yang apabila melebihi batas maksimal, otomatis kelebihannya menjadi tabungan santri tersebut.
“Di sini para santri tidak dibebani iuran SPP bulanan. Sebagai gantinya, kami punya program sedekah rongsok di mana setiap santri wajib menyetorkan sampah ke Bank Sampah, kemudian kami catat perolehannya. Kalau ada lebihnya, sebagai tabungan siswa yang boleh diambil kapan saja,” ujar Nulhakim selaku ustad sekaligus pengelola Bank Sampah Ponpes Riyadhul Jannah kepada Radar.
Dalam sebulan, kata Nulhakim, pihaknya bisa menjual sampah rongsok dari para santri tersebut antara Rp2 juta hingga Rp4 juta. Uang hasil penjualan rongsok tersebut, kata dia, digunakan untuk operasional pesantren seperti bayar listrik, perbaikan ruang kelas dan lainnya.
“Alhamdulillah, dengan program Sedekah Rongsok ini para santri terutama orang tua tak perlu repot bayar SPP tiap bulan. Melalui program ini juga cukup efektif dalam mengatasi persoalan sampah terutama plastik di Desa Japara,” ujarnya.
Untuk saat ini, kata Nulhakim, pengelolaan bank sampah di pesantrennya masih menjual kembali ke pengepul rongsok. Tidak menutup kemungkinan ke depannya akan mengembangkan pengelolaan sampah yang terkumpul tersebut untuk dibuat kerajinan tangan seperti tas, paving block dan lainnya.
“Karena keterbatasan dana, sampah yang terkumpul untuk saat ini kami jual lagi ke pengepul. Sudah direncanakan ke depannya sampah plastik ini diolah menjadi barang lain yang mempunyai nilai jual lebih tinggi,” ucapnya.
Yang terpenting sekarang, kata Nulhakim, melalui Sedekah Rongsok ini para santri masih bisa mengaji dengan nyaman dan masalah sampah plastik di Desa Japara pun bisa sedikit teratasi. “Bertahap kita kembangkan Bank Sampah ini, mudah-mudahan ke depannya bisa menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai untuk kemajuan pesantren,” pungkas Nulhakim. (fik)

0 Komentar