Kematian di Kabupaten Cirebon Tinggi, Terbanyak karena Penyakit Penyerta

Kematian di Kabupaten Cirebon Tinggi, Terbanyak karena Penyakit Penyerta
PENGHORMATAN TERAKHIR: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni SKM MKes menghadiri pemakaman bidan desa yang gugur akibat terpapar virus corona di sebuah TPU di Kecamatan Karangwareng, kemarin. Foto: ANDRI WIGUNA/RADAR CIREBON
0 Komentar

ANGKA kasus kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Cirebon tergolong tinggi. Dari evaluasi yang dilakukan pada 7 Januari 2021 lalu, masih di atas 5,8 persen. Jika pada 7 Januari 2021 itu masih pada angka 243 warga Kabupaten Cirebon meninggal dunia akibat Covid-19, kemarin di angka 260.
Kematian paling banyak yang terjadi pada kasus Covid-19 biasanya diikuti penyakit penyerta. Data per 7 Januari lalu, terbanyak penyakit yang menyertai kasus Covid-19 adalah pneumonia dengan 65 kasus, jantung 33 kasus, diabetes melitus 32 kasus, hipertensi 21 kasus, gagal ginjal 20 kasus, TB paru 5 kasus, serta kanker 2 kasus. Selain kasus penyerta tersebut, ada 65 kasus kematian yang disebabkan oleh penyebab lain-lain.
Sementara dari sisi umur, kematian terbanyak berasal dari golongan usia 50 sampai 59 tahun dengan jumlah 79 kasus. Lalu usia 60 sampai dengan 69 tahun dengan 73 kasus, usia 70 sampai dengan 79 tahun dengan 16 kasus, lalu rentang usia 30 sampai 39 tahun dengan 13 kasus. Di atas 80 tahun dengan 9 kasus dan di bawah 30 tahun dengan 7 kasus.
Kasus kematian akibat Covid-19 sendiri paling banyak terjadi pada masa adaptasi kebiasan baru. Bahkan dalam satu periode antara 16 November sampai dengan 29 November tercatat ada 43 kasus kematian. Sementara pada masa PSBB dari Juni 2020 sampai dengan akhir Agustus 2020 ada 7 kasus kematian.
Kadinkes Kabupaten Cirebon Hj Eni Sihaeni SKM MKes saat ditemui Radar pada saat evaluasi penanganan Covid-19 di rumah dinas Bupati Cirebon beberapa waktu lalu mengatakan kasus kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Cirebon termasuk tinggi karena angkanya di atas 5 persen. “Angka kematian kasis Covid-19 tergolong tinggi, harusnya di bawah 5 persen,” ujarnya.
Di tingkat kecamatan, angka penularan cukup tinggi termasuk di Kecamatan Susukanlebak. Di wilayah itu, puluhan orang terkonfirmasi positif Covid-19. Lima orang di antaranya meninggal. Puskesmas Susukanlebak sampai dua kali dilakukan penutupan sementara.
Camat Susukanlebak Juri Ashari mengatakan angka penularan covid 19 di kecamatannya sepanjang pandemi ini cukup tinggi. “Dari warga yang meninggal karena Covid-19 saja menurut kami sudah tinggi, karena sudah ada lima warga kami yang meninggal dunia karena Covid- 19,” tuturnya.
Sementara Kepala Puskesmas Susukanlebak dr Aria Abdi Tiyanto mengatakan lebih dari 50 warga Kecamatan Susukanlebak yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Kalau total sejak awal pandemi sampai sekarang itu sudah ada puluhan. Lebih dari 50-an yang terkonfirmasi posiif Covid-19,” ujarnya.

0 Komentar