BPOM Pastikan Vaksin Sinovac Aman

penjaga-stan-pameran-ciftis-di-beijing-jumat-492020-me-23
VAKSIN: Penjaga stan pameran Ciftis di Beijing, menunjukkan dua kandidat vaksin Covid-19 buatan Sinopharm dan Sinovac, September lalu. FOTO: ANTARA/HO-GT/LI HAO
0 Komentar

VAKSIN virus Covid-19 Sinovac dipastikan aman bagi manusia. Produk asal China ini tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. “Berdasarkan hasil evaluasi mutu yang telah dilakukan, kami dapat memastikan vaksin ini tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya,” tegas Kepala BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Penny K Lukito di Jakarta, Selasa (5/1).
Menurutnya, untuk menjamin mutu vaksin Sinovac, BPOM telah melakukan evaluasi terhadap data mutu. Evaluasi mencakup pengawasan. Mulai dari bahan baku, proses pembuatan hingga produk jadi vaksin. “Hal ini sesuai standar penilaian mutu vaksin yang berlaku secara internasional,” imbuhnya.
BPOM bersama tim, lanjutnya, telah melakukan inspeksi langsung ke sarana produksi vaksin di China. BPOM akan terus mengawal keamanan vaksin tersebut meski nanti sudah mendapat izin penggunaan darurat atau EUA. Dalam proses itu, BPOM berkoordinasi dengan Kemenkes serta Komite Nasional dan Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas dan Komda PP KIPI) untuk melakukan pemantauan.
Pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), dilakukan terhadap pelaporan yang diterima dari tenaga kesehatan atau industri farmasi pemilik vaksin. Hal ini untuk memastikan keamanan vaksin setelah beredar. Sesuai pedoman WHO (World Health Organization), BPOM akan terus mengamati surveilans secara aktif terhadap perkembangan vaksin tersebut.
“Jika ada efek samping serius, laporan harus disampaikan ke Badan POM dalam waktu 24 jam. Industri farmasi pemilik EUA juga harus memastikan terlaksananya pelaporan oleh distributor dan rumah sakit atau puskesmas,” paparnya.
Penny juga mengimbau masyarakat tetap menerapkan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) dalam aktivitas sehari-hari. Menurutnya, meski sudah divaksin, penerapan protokol kesehatan masih sangat efektif untuk pencegahan penularan.
INGIN SELESAI LEBIH CEPAT
Presiden Jokowi ingin pelaksanaan vaksinasi di seluruh Indonesia selesai kurang dari satu tahun. Ini lebih cepat dari target Kementerian Kesehatan. “Saya mendapatkan informasi hitung-hitungan dari Menteri Kesehatan selesainya 15 bulan. Tetapi, masih saya tawar kurang dari setahun harus selesai,” ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/1).
Menurutnya, pemerintah harus bekerja keras menyelesaikan masalah pandemi Covid-19 secara cepat dan tepat. Tujuannya agar kehidupan masyarakat bisa kembali normal. Seperti diketahui, pemerintah pusat pada Minggu (3/1) mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 ke 34 provinsi. “Tahapan pertama memang baru dikirim 700.000 dosis vaksin ke daerah-daerah. Stok kita ada tiga juta. Baru dikirim ke daerah 700.000. Nanti akan dikirim lagi berikutnya,” jelas Jokowi.

0 Komentar