Indonesia Bisa Jadi Leader Mebel dan Kerajinan di ASEAN

munas-hmki
Supriyadi ketua terpilih HIMKI melalui Musyawarah Nasional (Munas) di Hotel Santika. Foto: Abdullah/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Di tengah wabah covid-19, Indonesia berpeluang menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di kawasan regional ASEAN. Hal ini dikatakan Supriyadi, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
Supriyadi terpilih sebagai ketum HIMKI  Rabu (19/8) melalui Musyawarah Nasional (Munas) di Hotel Santika.
Menurut Supriyadi, dengan ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, industri ini mestinya tangguh.
Namun demikian masih adanya kebijakan kontraproduktif yang membuat industri mebel dan kerajinan Indonesia kurang berkembang.
Diantaranya kebijakan masih adanya sistem verifikasi dan legalitas kayu (SVLK) yang diberlakukan pemerintah. Hal ini membuat harga bahan baku industri kayu tak kompetisi dibanding pesaing seperti Malaysia dan Vietnam.
Untuk mengurus SVLK dan beberapa izin pendukungnya membutuhkan biaya yang sangat besar. “Kita masih prihatin ada pihak yang menginginkan dibukanya ekspor log dan bahan baku rotan dengan berbagai alasan,” tandasnya.
Mengacu metrik pengembangan industri mebel dan kerajinan nasional, khususnya mengenai pengamanan bahan baku sebagai jaminan penunjang utama terjadinya pertumbuhan industri, adanya rencana kran ekspor log dan bahan baku harus dicegah.
Bahan baku tersebut ketika diekspor justru akan semakin mengancam industry dalam negeri. “Ekspor bahan baku sangat bertentangan dengan program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah,” ujar Supri.
Pihaknya  menambahkan, HIMKI berupaya terus melakukan pengembangan dan penguatan industri mebel dan kerajinan nasional. Meliputi terjaminnya keberlangsung supply bahan baku dan penunjang.
Kemudian desain dan inovasi produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi pemasaran serta pengembangan kelembagaan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri mebel dan kerajinan nasional. (abd)

0 Komentar