Jam Malam sampai Akhir Bulan

pkl-jl-tuparev-jam-malam-cirebon
Aktivitas pedagang kaki lima di Jl Tuparev saat pembatasan aktivitas masyarakat diberlalakukan di Kota Cirebon, Senin (19/10). Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Kebijakan pemberlakun jam malam dan manajemen rekayasa lalu lintas, tetap akan dipertahankan sampai dengan akhir bulan Oktober ini. Berikutnya, akan dievaluasi apakah kebijakan tersebut akan dilanjutkan, atau mencari formulasi baru yang dianggap lebih efektif menekan angka penularan covid-19.
Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH menjelaskan, Satgas Covid-19 Kota Cirebon telah membuat sejumlah rancangan kebijakan berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Program-porogram yang dibuat tersebut, untuk menekan dan meminimalisir masyarakat terpapar covid-19.
“Konsentrasi kita tidak terfokus pada status warna zona merah atau sebagainya, tapi bagaimana menanggulanginya. Memutus mata rantai, bagaimana agar perekonomian Kota Cirebon bisa terus berjalan.,” ujarnya
Sehingga, sampai dengan saat ini jam malam, pembatasan operasional jam usaha, dan rekayasa arus lalu lintas, dinilai merupakan salah satu formulasi yang efektif untuk mengurangi kegiatan masyarakat berkerumun yang bisa meninmbulkan terpaparnya covid-19.
“Namun demikian, tetap kita akan mengevaluasi, karena ini menyangkut masalah ekonomi,” tegasnya.
Azis mengaku, sempat beberapa kali berkeliling dan bertanya langsung kepada para pedagang dan pelaku usaha, terkait respon atas kebijakan ini. Memang sebagian besar mereka mengaku pendapatanya menurun selama pemberlakukan pembatasan jam operasional ini.
Selain itu, kata dia, data yang masuk pada badan keuangan daerah (BKD) juga menyebutkan jika pendapatan daerah dari sektor-sektor pajak dan retribusi mengalami dampak penurunan pula. Terutama pajak restoran dan hotel.
“Pada kenyataanya, PAD sektor restoran dan hotel menurun, hanya saja lebih konkretnya bisa muncul di laporan akhir bulan ini, sekaligus evaluasi kedepanya seperti apa,” imbuhnya. (azs)

0 Komentar