Kluster Faskes Tempati Posisi Tiga Besar

swab-anak-anak
Anak-anak mengikuti swab di Gedung BKKBN Kota Cirebon. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Wabah virus corona yang menerjang tenaga kesehatan (Nakes) di Kota Cirebon, telah berakibat pada gugurnya dua orang nakes yang bekerja di fasilitas kesehatan (Faskes) Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati. Sejauh ini, total sudah 62 orang yang terkonfirmasi positif dari kluster faskes.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr H Edy Sugiarto MKes
menjelaskan, faskes-faskes yang ada di Kota Cirebon, tidak luput dari terjangan virus corona. Bahkan, kluster faskes saat ini menempati posisi tiga besar wilayah penularan Covid-19 di Kota Cirebon. Dengan persentase 11,48 persen dari jumlah total kasus positif di Kota Cirebon yang per 6 November ini tercatat sudah 540 orang.
Di antara 62 orang tersebut, kata Edy, kluster Puskesmas dan Dinkes terdapat 8 orang pegawai yang berposisi sebagai nakes maupun ASN atau staf yang bekerja di faskes milik Pemkot Cirebon.
Di faskes swasta, lanjut dia, terdapat 10 orang yang terpapar. Dua di antaranya dari RS Pelabuhan dan delapan dari RS Putra Bahagia. Sisanya yang paling banyak terjadi pada faskes RSD Gunung Jati, sebagian besar merupakan yang tertular saat gelombang kedua, sekitar pertengahan Oktober yang memaksa RSD Gunung Jati menutup sementara sejumlah layanannya.
“Penerapan standar protokol pencegahan bagi para tenaga medis sudah sangat tinggi. Ketika bertugas mengenakan APD lengkap, bahkan di zona penanganan langsung pasien positif memakai APD level 3,” sebutnya.
Bahkan, para nakes merupakan salah satu sasaran prioritas testing rutin. Mereka secara terprogram mesti melakukan swab test dua minggu sekali atau minimal sebulan sekali. “Tapi mungkin penularannya bisa dari internal saat bertugas maupun eksternal saat di luar tugas,” imbuhnya.
Selain kluster faskes yang menempati urutan ketiga teratas. Kluster keluarga/rumah tangga menempati urutan pertama wilayah penularan. Tercatat sudah ada 292 orang atau 54,07 persen tertular berasal dari kluster keluarga. Di urutan kedua tertinggi penularan adalah kluster pelaku perjalanan 119 orang atau 22,04 persen.
Urutan keempat kluster penularan ditempati kluster perkantoran dengan 60 orang atau 11,11 persen. Urutan kelima kluster kegiatan keagamaan 4 orang atau 0,74 persen. Disusul kluster pasar tradisional 2 orang atau 0,37 persen, dan terakhir kluster pabrik/industri 1 orang atau 0,19 persen.

0 Komentar