Mempersiapkan Puncak Maulid Nabi

tradisi-siraman-panjang
Abdi dalem membawa benda-benda pusaka yuang akan dicuci dan digunakan untuk puncak Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Keraton Kasepuhan Cirebon, menggelar ritual pencucian piring-piring pusaka peninggalan Wali Songo atau siraman panjang. Ritual siraman panjang dilangsungkan di Bangsal Pungkuran Keputren Keraton Kasepuhan, Jumat (23/10) kemarin. Nantinya piring-piring itu digunakan untuk puncak peringatan Maulid Nabi, yakni pada hari Kamis (29/10) mendatang.
Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin mengatakan Siraman Panjang merupakan tradisi turun temurun setiap tanggal 5 Maulid. Sebagai rangkaian peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang biasa dikenal dengan tradisi Muludan. Selama ini, benda kuno tersebut disimpan di kamar pusaka Dalem Arum. Mulai tahun ini, benda tersebut disimpan di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan.
“Karena ini tahun Jim, hanya tujuh piring wali sanga yang kita dikeluarkan untuk prosesi siraman panjang. Sembilan piring wali ini akan keluar ketika tahun Dal dan Wawu,” kata Luqman.
Adapun benda-benda yang  dicuci saat tradisi siraman panjang, di antaranya tujuh piring wali, 38 piring pengiring, dua guci, dan dua gelas. Piring pusaka ini memiliki motif kaligrafi berlafaz Allah. Semua benda pusaka tersebut diletakkan di atas meja. Di tengah ruangan sendiri telah disiapkan sebuah bak kayu berisi air.
Selama proses pencucian benda peninggalan Wali Sanga itu, abdi dalem dan keluarga keraton melantunkan salawat. Selain menggelar tradisi siraman panjang, Keraton Kasepuhan juga melaksanakan tradisi buka bekaseman ikan.
“Alhamdulillah hari ini, kami melaksanakan tradisi siraman panjang dan bukan ikan bekaseman. Tradisi siraman panjang mempunyai makna tersendiri terutama dalam ajaran Islam. Saat hendak beribadah pun umat Islam diwajibkan menyucikan bandannya dari hadas besar dan hadas kecil,” lanjutnya.
Prosesi siraman panjang sendiri mendapatkan perhatian besar dari masyarakat. Puluhan orang sengaja memburu air bekas cucian pusaka itu. Oleh mereka, air berkas cucian tersebut dianggap memiliki keberkahan.
Masih kata sultan, puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad atau ritual Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan akan digelar terbatas pada Kamis 29 Oktober. Tahun ini karena masa pandemi covid-19 telah memaksa perubahan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad.

0 Komentar