Perumda Pasar Setia Menunggu

renovasi-pasar-balong
Pedagang berjualan di lantai dasar Pasar Balong, Jumat (25/9). Proyek revitalisasi terhenti karena dampak covid-19. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan masih menantikan pertemuan dengan PT Metro Panen Raya sebagai investor Pasar Balong. Meski ramai desakan untuk memutus kontrak lantaran progres pekerjaan yang belum memuaskan, hingga kini belum ada keputusan apapun.
Direktur Utama Perumda Pasar Berintan, Sekhurohman memang telah mengundang investor untuk membicarakan kelanjutan pekerjaan Pasar Balong. Namun, pertemuan tidak membicarakan hal signifikan, karena yang hadir dalam pertemuan bukan direksi melainkan perwakilan manajemen PT Metro Panen Raya.
Sekhurohman mengakui, belum ada progres yang berarti. Bahkan belum ada kepastian kapan pertemuan dengan investor dapat dilaksanakan. “Belum ada kabar. Tapi kami sudah sampaikan undangan,” kata Sekhurohman, kepada Radar Cirebon, Senin (28/9).
Rohman, demikian biasa disapa, kembali menyampaikan, pihaknya masih menunggu informasi dari Gunawan selalu direktur PT Metro Panen Raya. Mengingat belum ada informasi kapan akan memenuhi undangan. “Kami berharapnya sih segera supaya ada titik temu terkait belum selesainya pengerjaan Pasar Balong,” ujarnya.
Begitu juga tentang Gunung Sari Trade Centre (GTC). Rohman masih menunggu dan  memberikan waktu atau kesempatan untuk menyelesaikan secara kekeluargaan antara pihak PT TSU dan PT PUS.
Seperti diketahui, Perumda Pasar Berintan didesak Komisi II DPRD untuk segera bersikap dan memberi kepastian terkait persoalan Pasar Balong. Mengingat dengan pekerjaan yang berlangsung selama dua tahun, namun masih berkisar di posisi 20 persen.
Bahkan dari 5 lantai Pasar Balong, yang dikerjakan baru di lantai dasar dan tampak muka pusat perdagangan sandang tersebut.
Komisi II DPRD juga meminta Perumda Pasar Berintan untuk meninjau ulang kerja sama dengan investor. “Mumpung dirut baru. Perumda Pasar harus tegas,” ujar Ketua Komisi II DPRD, Ir H Watid Sahriar.
Watid menyampaikan, direksi yang saat ini harus lebih berani. Kerja sama dengan swasta dalam pengembangan pasar maupun investasi lainnya, agar dapat menjadi pelajaran. Komisi II DPRD bahkan telah mempelajari beberapa kontrak kerja sama. Dan dapat disimpulkan isinya terlalu lunak.
“Ke depan harus ada pembenahan. Isi perjanjian terlalu lunak, jadi ada celah bagi mereka. Waktu tidak tegas, jadi akhirnya mereka main-main,” kata politisi Partai Nasdem itu.

0 Komentar