Trotoar Tunggu Persetujuan Walikota

revitalisasi-trotoar-jl-siliwangi
Kontraktor menggunakan alat berat untuk pekerjaan trotoar di Jl Siliwangi dan Jl RA Kartini, Senin (28/9). Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Kontraktor telah memulai pengerjaan trotoar Jalan Siliwangi dan Jalan RA Kartini. Namun, desain final fasilitas pejalan kaki tersebut masih menunggu persetujuan walikota. Meski gambaran umumnya telah diketahui.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Syaroni menjelaskan, desain trotoar jalan Siliwangi dan sebagian jalan Kartini masih menunggu ACC walikota khususnya motif trotoar. Dalam proses pengerjaan proyek memang ada CCO. Termasuk motif trotoar masih ada perubahan dan menunggu persetujuan walikota. “Kami masih menunggu persetujuan walikota khususnya motif trotoar,” kata Syaroni, kepada Radar Cirebon, Senin (28/9).
Disampaikan dia, ada tiga motif yang diusulkan. Yakni, bata merah menyesuaikan Alun-alun Kejaksan, motif granit dan batik. Sedangkan untuk motif batik kemungkinan tidak menggunakan mega mendung. Pertimbangannya untuk menghargai mega mendung sebagai maha karya khas Cirebon dan menghindari kontroversi mega mendung digunakan untuk jalan kaki. “Motif batik memang sudah kita siapkan tapi masih menunggu persetujuan walikota,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSI menjelaskan, desain trotoar sudah dibahas DPUPR langsung dengan walikota serta konsultan. Walikota ingin revitalisasi ini menjadi program prioritas.
Apabila trotoar bisa ditata dengan hasil yang memuaskan, di penghujung tahun 2020 Kota Cirebon akan memiliki dua tampilan baru, yakni trotoar baru serta Alun-alun Kejaksan yang juga dijadwalkan selesai akhir tahun ini.
“Alun-alun kan selesai. Harusnya sekaligus dengan trotoar baru. Tadinya sekalian ducting, tapi tidak cukup anggarannya,” kata Gus Mul.
Disampaikan dia, setelah ditata, trotoar di Jalan Siliwangi-Kartini akan dipercantik dan dilengkapi dengan sarana penunjang trotoar lainnya, seperti adanya lampu khusus, bangku, hingga beberapa ikon lain tanpa mengurani nilai fungsi trotoar untuk para pejalan kaki.
“Desainnya belum saya terima, tapi nanti ada sarana penunjang trotoar lain, badan trotoar akan diperlebar setengah meter kiri kanan agar pejalan kaki nyaman,” bebernya.
Untuk konsep pembangunannya sendiri, DPUPR akan menggunakan sistem press beton, berbeda dengan pembangunan trotoar sebelumnya yang menggunakan material batu alam.
Di atas beton yang di-press, akan dibentuk pola-pola yang ikonik dengan jiplakan layaknya stempel. Sehingga itu akan menambah estetika Kota Cirebon. Termasuk pohon-pohon yang ditebang untuk kepentingan penataan trotoar, itu akan dirapikan dan diganti dengan yang baru.

0 Komentar