Vaksin MR dan Mengapa Penting untuk Anak-anak

vaksin-mr-kota-cirebon
Siswa SDN 2 Sunyaragi mengikuti vaksinasi MR, Senin (28/9). Imunisasi penting untuk pencegahan penyakit campak yang dapat mengancam anak-anak. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Pelaksanaan program Bulan Imuniasi Anak Sekolah (BIAS) di Kota Cirebon masih berlanjut. Sejumlah sekolah baru melaksanakan pemberian imuniasasi vaksin campak dan rubella atau biasa disebut vaksin MR.

ADA suasana yang berbeda. Lingkungan sekolah yang berbulan-bulan tak dikunjungi siswa, kembali ramai. Tapi, bukan untuk belajar. Anak-anak datang untuk mengikuti vaksinasi.
Menariknya, kegiatan ini menjadi ajang pertemuan guru dan siswa. Khususnya mereka yang naik jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar.
Guru yang biasanya dikenal siswa dapat menenangkan mereka menghadapi tantangan sendiri. Baik siswa maupun guru acap kali belum saling kenal. Ini menjadi tantangan tersendiri, bagaimana guru kelas menenangkan siswa ketika mereka berhadapan dengan jarum suntik.
Program vaksin MR sendiri menyasar 6 ribu siswa kelas 1 sekolah dasar. Kepala SDN 2 Sunyaragi, Riyah Rasmanah SPd MM mengatakan, pelaksanaan BIAS di sekolahnya tahun ini berbeda dengan tahun lalu.
Adanya pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan BIAS dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Siswa dan orang tuanya datang dengan memakai masker dan face shield.
Namun demikian, kata Riyah, kegiatan tersebut cukup ditanggapi positif oleh para orang tua siswa. Dari 29 anak didik kelas 1, semuanya mendaftar untuk mengikuti pemberian vaksin MR.
Kedatangan mereka ke sekolah pun menjadi yang pertama kali. Mengingat sejak adanya pandemi, pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Memang menjadi kendala juga. Sebelumnya mereka belum pernah bertemu langsung dengan guru-gurunya. Jadi belum kenal. Tapi dengan memberikan pengertian kepada orang tuanya, alhamdulillah semua siswa bersedia,” kata Riyah, kepada Radar Cirebon.
Para siswa datang ke sekolah ditemani oleh orang tuanya. Sebelum melakukan pemberian vaksin, mereka mendapatkan pengarahan dari para petugas Puskesmas Sunyaragi.
Siswa baru dipanggil satu persatu untuk disuntik vaksin. Beberapa siswa tampak ketakutan. Namun pada akhirnya para guru dan puskesmas berhasil membujuk mereka untuk melakukan vaksin.
“Bagi yang belum dipanggil, kita juga memutarkan film untuk mengurangi rasa stres mereka. Selain itu, ruanganya juga berbeda. Sehingga yang lainya tidak makin stres ketika lihat temanya disuntik,” ungkapnya.

0 Komentar