Veritas Online Shop, Sociopreneur Alumni Santa Maria (1)

Chatarina Gina Rimba
Chatarina Gina Rimba mengembangkan konsep sociopreneur dalam menjalankan Veritas Online Shop. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Merupakan bisnis yang dijalankan dengan wawasan sosial, Sociopreneurship dianggap sebagai bisnis masa depan. Bukan hanya mencari keuntungan semata, namun menekankan margin yang diperuntukkan bagi kegiatan sosial.

APRIDISTA S RAMDHANI, Cirebon
KONSEP sociopreneurship diterapkan Alumni Santa Maria Cirebon sebagai salah satu alternatif untuk membantu masyarakat di tengah pandemi.
Lebih dari 70 ribu alumni lulusan Santa Maria tergabung dalam Ikatan Alumni Santa Maria (IKA Sanmar). Chatarina Gina Rimba pun berkesempatan untuk mengisi kekosongan sebagai ketua saat itu.
Ia pun mulai berfikir kegiatan apa yang bisa dibuatnya saat ini. Meski telah banyak kegiatan sosial yang dilakukan seperti Indonesia aksi gigi di TK. Namun menurutnya belum ada satu gebrakan yang bisa memberikan bantuan kepada sesama.
Pihaknya pun turut memberikan bantuan berupa sembako dan nasi bungkus kepada yang membutuhkan. Untuk menggalang dana tersebut, Gina mulai mencari cara mengumpulkan donasi.
Tapi, konsep pengumpulan donasi ini tidak bisa dilakukan terus menerus. “Sekali dua kali minta donasi banyak yang nyumbang. Tapi kalau terus menerus, orang juga nggak mau bantu lagi,” kata Gina, yang ditemui Radar Cirebon, Selasa (28/7).
Dari situ Gina putar otak. Cari cara bagaimana mengumpulkan donasi tetapi orang tidak keberatan dan terbebani. Dia meyakni di Cirebon banyak yang tergerak hatinya akan kegiatan sosial.
Gina kemudian membuat produk kaos yang dibuatnya dengan tulisan seperti Kamus Bahasa Cirebon. Kreativitasnya keluar. Kaos ini diproduksi sekaligus melestarikan Bahasa Cirebon yang saat ini banyak tidak diketahui oleh anak muda Cirebon sendiri.
Singkat cerita, kaos itu pun dibuat. Hasil dari penjualannya didonasikan untuk kegiatan sosial dan hal-hal yang sifatnya insidentil. “Kami akhirnya mulai produksi kaos berbahasa Cirebon ini sebagai salah satu sociopreneurship, margin-nya kami salurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.
Dalam kondisi pandemi, tak sedikit anggota alumni yang kehilangan pekerjaannya. Dari situ, pihaknya pun mulai merekrut admin dari alumni. Di awal mula penjualan kaos ini pun sistemnya masih manual. Kemudian dipasarkan secara online dari sosial media dan grup WA para alumni.

0 Komentar