Pengeran Kuda Putih: Takhta Kasepuhan Vakum

pangeran-kuda-putih
Pangeran Kuda Putih. Foto: IST
0 Komentar

CIREBON – Pasca mangkatnya Sultan Sepuh XIV Arief Natadiningrat, takhta Keraton Kasepuhan terus digoyang. Tak hanya oleh Rahardjo Jali yang telah mendeklarasikan sebagai Polmak Sultan Sepuh.
Baru-baru ini, Pangeran Kuda Putih menyatakan bahwa saat ini pemangku takhta Keraton Kasepuhan dalam posisi vakum. Sampai ada keputusan rapat besar seluruh para wargi, turunan dari Sultan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana.
Pangeran Putih Raden Arianatareja mengaku generasi ketujuh Pangeran Arya Natareja bin Sultan Sepuh III. Disampaikan dia, peristiwa yang terjadi sekarang tidak lepas dari masa lalu.
Sultan Sepuh V, Pangeran Safiudin Matangaji dibunuh secara keji oleh bagian dari oknum abdi dalem yang berkolaborasi dengan penjajah. Penderitaan Pangeran Matangaji masih dirasakan oleh para keturunan. “Betapa sakit hatinya beliau saat itu,” kata Ketua Santanan Kesultanan Kasepuhan tersebut.
Keturunan Sunan Gunung Jati sudah terputus sampai saat ini. Bicara pewaris, kata dia, ketika seseorang yang nasabnya sudah terputus, maka tidak bisa lagi disebut sebagai pewaris. Sehingga tidak bisa menjual atau memanfaatkan aset peninggalan leluhur. “Ketika orang tersebut bukan nasab, bukan pewaris maka tidak bisa duduk dalam takhtanya Kanjeng Sunan Gunung Jati,” tandasnya.
Karenanya, sambung dia, pemangku takhta Sultan Kasepuhan berikutnya harus keturunan Sunan Gunung Jati. “Turunan Sultan Sepuh IV, turunan Pangeran Surya Negara, kita semua punya tanggung jawab untuk bisa mengobati sakit hati leluhur kita yang terbunuh,” ungkapnya. (awr)

0 Komentar