Persiapkan Embung di Kawasan Ciremai

Embung-ciremai
SIAP SIAGA: Antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Ciremai, petugas mempersiapkan embung di kawasan TNGC.
0 Komentar

KUNINGAN – Antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Ciremai, petugas maupun relawan kini tengah mempersiapkan embung di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Keberadaan embung ini dipersiapkan untuk penampung air yang dapat dipergunakan saat pemadaman. Meski sejak tiga hari terakhir cuaca di wilayah Kuningan cukup mendung bahkan sempat turun hujan, namun kesigapan petugas seperti Polisi Hutan (Polhut) dan relawan, tak pernah kendor mengupayakan pencegahan karhutla.
Sehingga selain adanya posko dan pembuatan sekat bakar kuning, embung air tak luput dari persiapan antisipasi kebakaran hutan. Sebab peralatan pemadam kebakaran membutuhkan pasokan air yang cukup, ketika terjadi kebakaran di kawasan Ciremai. Tak hanya itu, ribuan personel gabungan maupun relawan sudah siaga jika terjadi kedaruratan kebakaran Gunung Ciremai. Berdasarkan informasi, personel yang disiapkan yaitu TNI 400 orang, Polri 400 orang, Perhutani 50 orang, BPBD 60 orang, TNGC 30 orang, Damkar 30 orang dan relawan 200 orang.
Kemudian dipersiapkan pula pemadam portable penerangan 100 unit, pemadam pompa air penggerak dengan sepeda motor 30 unit, jet shooter, mesin senso dan alat-alat teknis pendukung pemadaman api yang lain. Beberapa kali simulasi penanganan kebakaran juga dilakukan, tentu sebagai kesiapsiagaan petugas dalam penanganan karhutla Ciremai.
“Kami cek kondisi embung air, terutama di area sisi utara dekat rawan kebakaran hutan,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan San Andre Jatmiko melalui Kepala Polhut Dadan saat memberi keterangan persnya, Kamis (13/8).
Dia menjelaskan, ada dua tipe embung air. Tipe pertama yaitu embung buatan yang ada di desa hasil pembangunan pemerintah kabupaten. Kemudian ada juga embung alami berupa situ, telaga dan danau. Keberadaan embung air, fungsinya sangat vital. Sebab dapat memasok persediaan air dalam operasi pemadaman kebakaran hutan, terutama untuk tangki dan jet shooter.
Sementara itu, Fire Boss, Agus Yudantara menambahkan, persediaan air di lapangan dinilai sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pengendalian kebakaran hutan. Sebab terdata 30 embung air buatan dan alami yang tersebar di kaki Gunung Ciremai. “Sebetulnya di setiap posko sudah tersedia air untuk operasi pemadaman api. Air tadi berasal dari sumber air terdekat yang dialirkan melalui pipa kemudian ditampung dalam bak,” ujarnya. (ags)

0 Komentar