Puluhan Ton Ikan KJA Waduk Darma Mati

ikan-waduk-darma
JUAL MURAH: Petani ikan keramba jaring apung di Waduk Darma terpaksa menjual ikan-ikannya yang telah mati dengan harga sangat murah, Rp5.000 hingga 10.000 per kilogram. M Taufik/Radar Kuningan
0 Komentar

KUNINGAN-Puluhan ton ikan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Darma mati. Para petani KJA pun kembali harus merugi, yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Berdasarkan informasi dihimpun Radar, kematian masal ikan keramba tersebut sudah berlangsung sejak dua hari terakhir. Akibatnya banyak petani yang terpaksa menjual ikan-ikannya dengan harga sangat murah yaitu sekitar Rp5.000 hingga 10.000 per kilogram dari harga pasaran sekitar Rp25.000. Bahkan tak sedikit petani yang memilih mengubur ikan-ikan tersebut karena tak mungkin untuk menjualnya sekaligus.
“Kematian ikan keramba sudah terjadi sejak dua hari kemarin. Kalau satu keramba rata-rata berisi sekitar 1 ton ikan, maka kematiannya bisa mencapai puluhan ton,” ungkap Yoyo salah satu pemilik KJA Waduk Darma kepada Radar, kemarin.
Yoyo mengatakan, kematian masal ikan tersebut diduga karena saat ini memasuki perubahan musim dari penghujan ke kemarau. Mendung yang menggelayuti wilayah Darma akhir-akhir ini berdampak pada perubahan suhu perairan waduk secara signifikan sehingga menyebabkan naiknya kotoran di dasar waduk dan meracuni ikan keramba.
“Kejadian ikan mati seperti ini kerap terjadi saat perubahan musim seperti sekarang. Terutama saat terjadi mendung, menyebabkan perubahan suhu air secara tiba-tiba dari yang sebelumnya hangat menjadi dingin dan mengangkat kotoran dari bawah ke atas hingga meracuni ikan,” ujarnya.
Akibat kematian masal tersebut, puluhan petani KJA di Waduk Darma tersebut dipastikan mengalami kerugian cukup besar. Dengan perhitungan satu keramba berisi satu ton ikan mas dan nila siap panen, maka ditaksir total kerugian yang diderita petani tersebut mencapai ratusan juta rupiah.
“Meski rugi besar, namun kami hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Mudah-mudahan saja ada perhatian dari pemerintah untuk solusinya seperti permodalan agar kami bisa kembali menjalani usaha keramba,” harap Yoyo. (fik)

0 Komentar