Tak Masalah Minimarket Buka 24 Jam

minimarket-buka-24jam
Anggota DPRD Fraksi PKB Susanto, saat berbelanja di salah satu toko modern di Jalan Ir H Juanda Kuningan yang kedapatan buka 24 jam, kemarin. Foto: Istimewa
0 Komentar

KUNINGAN – Mantan pengurus DPC PKB sekaligus salah satu perintis berdirinya PKB di Kuningan Ujang Handi Sonjaya SE, memberikan tanggapan berbeda soal keberadaan minimarket atau toko modern di Kuningan. Menurut Ujang, justru minimarket yang buka 24 jam telah membantu masyarakat untuk keperluan tengah malam.
Ujang bersyukur dan berterima kasih kepada pemilik minimarket yang bersedia membuka tokonya hingga 24 jam, tentunya dengan ketentuan yang berlaku. Terlebih untuk minimarket yang berada di wilayah perkotaan Kuningan.
“Sebagai warga masyarakat Kuningan, saya merasa bersyukur dan sangat berterima kasih kepada pemilik minimarket yang masih buka usahanya 24 jam, terutama di perkotaan. Hal ini sangat membantu warga yang membutuhkan, terutama di waktu malam hari,” kata Ujang kepada Radar Kuningan, Selasa (15/9).
Menurut Ujang, pemilik usaha minimarket yang bersedia membuka usahanya 24 jam, tentunya tak sembarangan memilih waktu tersebut. Sebab akan membaca lebih dulu situasi daerah di mana minimarket tersebut berada.
“Tentu pemilik usaha minimarket ini sudah memperhitungkan plus minusnya (buka 24 jam). Justru saya berharap, keamanan karyawan perlu mendapat perhatian lebih agar terhindar dari tindakan kriminalitas. Buka toko 24 jam itu risikonya tinggi, rawan juga kalau tengah malam. Makanya saya berterima kasih kalau ada toko yang buka 24 jam, itu sangat membantu,” ujarnya.
Menanggapi kritikan anggota DPRD Fraksi PKB, Susanto, terkait menjamurnya minimarket di Kuningan, Ujang justru mempertanyakan maksud dari pernyataan Susanto yang mempersoalkan pengusaha pribumi dan nonpribumi. Ujang justru menyebut pemilik toko modern di Kuningan mayoritas milik pribumi untuk membangkitkan perekonomian masyarakat.
“Minimarket buka di mana-mana, justru saya merasa bangga. Di samping pemiliknya kebanyakan pribumi, juga hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut sangat potensial. Tinggal kitanya di daerah mau jadi penonton dan komentator yang apriori, atau bisa kreatif dan mendorong untuk bangkit,” tutur Ujang.
“Kenapa harus prihatin? Enggak usah prihatin, biasa-biasa saja. Harusnya bersyukur ada toko buka 24 jam. Ketika kita butuh apa saja tengah malam kan gampang. Kok seolah-olah ini pribumi nonpribumi, enggak ada itu. Saya melihat minimarket ini pribumi. Sebagai legislator fungsinya apa? Bikin aturan atau enggak?,” sindir Ujang menambahkan.

0 Komentar