8 Kasus Baru Covid-19 di Kota/Kabupaten Cirebon

kebon-baru-lockdown-kasus-positif-corona
Jalan menuju RW 02 Kebon Baru ditutup karena pemberlakuan PSBM. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Setelah muncul 9 kasus baru positif virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Kuningan, kini giliran Kota dan Kabupaten Cirebon. Kemarin (2/7), muncul tujuh kasus baru di Kota Cirebon dan 1 kasus baru di Kabupaten Cirebon.
Kemunculan kasus baru mengindikasikan bahwa second wave atau gelombang kedua penyebaran corona mulai nampak. Secara teori, lonjakan kemunculan angka kasus positif ini disebabkan beberapa faktor. Yakni masifnya skrining masal dan pelonggaran arus mobilisasi warga dari dan ke luar daerah tanpa protokol kesehatan yang ketat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr H Edy Sugiarto MKes membenarkan ada penambahan 7 kasus positif baru yang didapat dari hasil pemeriksaan sampel swab laboratorium PCR RSD Gunung Jati. Dikatakan Edy, dari kontak erat pasien asal Pamitran, 5 orang dinyatakan positif. Mereka terdiri dari ayah, ibu, kakek, dan dua keponakan.
Kemudian, dari kontak erat seorang pasien positif asal Jl Samadikun, terdapat 1 orang yang hasil swabnya positif. “Lalu ada kemunculan baru di wilayah Setrayasa 1 orang yang positif. Kalau yang lainnya kita dapatkan dari hasil pemeriksaan swab tes terhadap kontak erat dengan pasien positif sebelumnya,” jelas Edy kepada awak media.
Dilanjutkan Edy, tujuh kasus baru ini masih ditelusuri penyebab tertularnya. Namun, informasi awal yang didapat, mayoritas adalah para pelaku perjalanan. Hasil penelusuran pihak surveilance puskemas, untuk lima orang positif pada klaster Pamitran pernah melakukan perjalanan sekeluarga ke Jakarta.
Sementara untuk seorang tambahan positif pada klaster Jl Samadikun, pernah melakukan perjalanan sekeluarga ke Madura dan transit di Surabaya. “Kalau untuk seorang positif tambahan di Setrayasa, masih kita cari informasi ke kediaman orangnya,” kata Edy.
Dari tujuh warga yang baru terkonfirmasi positif Covid-19 ini, baru 1 orang asal klaster Jl Samadikun yang bersedia dibujuk untuk dirawat di ruang isolasi RSD Gunung Jati.
Untuk lima orang dari klaster Pamitran memilih isolasi mandiri di kediaman mereka. Sedangkan seorang lagi di Setrayasa masih dicari keberadaannya.
Terkait warga Setrayasa tersebut, Edy mengatakan hingga siang kemarin petugas masih kesulitan menemui warga tersebut karena kediamannya berbeda dengan domisili yang tercntum pada KTP. “Iya yang Setrayasa dia belum di-tracing ketat karena alamat KTP sama kediamannya berbeda. Informasinya dia tidak tinggal di situ,” ujarnya.

0 Komentar