Bangun Ruko hingga Indekos, Pasar Gaya Winong Belum Dilirik

0 Komentar

Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, memiliki potensi bisnis yang menjanjikan. Terutama bagi daerah di sekitarnya. Menjelang awal perkuliahan Senin depan (17/1) geliat perputaran ekonomi itu semakin kentara.
ADE GUSTIANA, Cirebon
PERGURUAN tinggi negeri yang masuk Desa Kebonturi ini masih tertutup pagar proyek dari seng. Meski begitu dari kejauhan megahnya bangunan yang mampu menampung 10 ribu mahasiswa itu sudah terlihat. Dipisah jalur Pantura, telah dibangun deretan ruko. Sedikitnya ada 14 ruko di sana -letak antar muka saling berhadapan dengan kampus. Sebanyak lima di antaranya telah berpenghuni –tampak dari rolling door yang terbuka, Kamis siang (13/1).
Namun suasana sekitar masih sepi. Hanya terlihat sibuk salah satu jasa pengiriman di antara lima ruko yang berpenghuni tadi. “Disewakan tanpa perantara,” tulis selebaran yang tertempel pada dinding pembatas antar ruko. Lengkap disertai nomor ruko dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Selain Desa Kebonturi, sekitaran wilayah dekat Kampus ITB yang dimaksud adalah Desa Winong, Desa Sende, dan Desa Geyongan. “Alhamdulillah dari adanya Kampus ITB Cirebon ini masyarakat kami jadi berdaya. Ada yang bekerja sebagai office boy, security, dan pekerja proyek,” tutur Kuwu Desa Kebonturi, Subur, kepada Radar Cirebon kemarin. Dan pekerjaan yang disebutkan sudah dijalani masyarakat desa setempat. Jumlahnya, kata Subur, antara 20-25 orang. Kemungkinan akan bertambah ketika perkuliahan sudah berjalan.
Subur bersyukur ITB hadir sesuai yang diharapkan. Tak hanya berperan sebagai sarana pendidikan terkemuka di Indonesia, katanya, tapi mampu memenuhi keinginan/harapan warga untuk menyerap tenaga kerja. “Warga kami juga memanfaatkan peluang usaha seperti banyak yang mendirikan kos-kosan hingga buka laundry (cuci pakaian, red),” imbuh Subur.
Dia berharap lebih ketika perkuliahan telah berjalan. Warganya, kata Subur, bisa memanfaatkan peluang usaha dengan berdagang. Baik itu kebutuhan konsumsi atau segala keperluan yang berhubungan dengan perkuliahan.
Sementara itu, Pasar Gaya Winong yang letaknya bersebelahan dengan Kampus ITB Arjawinangun-Cirebon, tampaknya masih belum mencium angin segar. Padahal, ketika awal wacana pembangunan ITB di Arjawinangun bergulir, pengelola menaruh harapan lebih. Terhadap kios-kios Pasar Gaya yang jumlahnya 1.120 itu.

0 Komentar