Daripada Korupsi, Pilih yang Halal dengan Nyambi Sopir Taksi Online

Daripada Korupsi, Pilih yang Halal dengan Nyambi Sopir Taksi Online
Bupati Cirebon Drs H Imron MAg berkeliling sepeda.
0 Komentar

Kuwu Getrakmoyan, Kecamatan Pangenan, Junandi, nyambi jadi pengemudi taksi online. Ia tidak merasa canggung dan malu. Junandi mengatakan menjadi sopir taksi online merupakan pekerjaan halal. Tujuannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ketimbang melakukan korupsi.
DENY HAMDANI, Cirebon
JUNANDI harus mengatur waktu. Pekerjaan utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus didahulukan. Yakni sejak pagi hingga pukul 15.00 WIB. Selepasa itu, dia langsung tancap gas menuju arah Kota Cirebon.
Ketua Forum Kuwu Kabupaten Cirebon (FKKC)  Kecamatan Pangenan itu mengaku dirinya sudah hampir setahun menjalani profesi sampingan sebagai pengemudi taksi online.
Ia kembali menegaskan bahwa alasan utamnya menjadi pengemudi taksi online untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. “Untuk keperluan keseharian keluarga di rumah. Karena nggak mungkin saya hanya mengandalkan gaji kuwu saja,” tuturnya kepada Radar Cirebon, kemarin.
Junandi menjelaskan, gajinya sebagai seorang kuwu yakni penghasilan tetap (siltal) sudah dialokasikan untuk membayar cicilan hutang. “Siltap saya sudah habis untuk membayar hutang, di mana SK saya digadaikan untuk membayar huang saat pencalonan kuwu. Jadi kalau siltap saya anggap sudah habis, makanya saya jadi pengemudi online,” ujarnya.
Ia menegaskan tak malu menjalani profesi sampingan sebagai pengemudi taksi online. “Buat apa malu? Jadi pengemudi taksi online ini kan halal dan Insya Allah berkah. Daripada melakukan hal-hal yang haram, apalagi sampai merugikan masyarakat dan negara, lebih baik begini,” terang Junandi.
Selain itu, menjadi pengemudi taksi online tentunya akan banyak membantu menolong orang yang membutuhkan transportasi. “Saya pernah ngobrol sama sopir online yang ternyata adalah seorang direktur perusahaan di luar kota. Ttujuan dia ingin menolong orang dalam bidang trasportasi. Begitupun saya, saya juga ingin menolong orang yang butuh transportasi,” ungkapnya.
Junandi juga mengaku senang karena semakin banyak teman. “Dengan penumpang kita saling kenal. Begitu juga dengan sesama pengemudi taksi online, saling mengenal karena ada komunitasnya. Jadi enak, semakin menambahk banyak saudara,” ujarnya.
Ia menegaskan dengan menjadi pengemudi taksi online tidak akan mengganggu tugasnya sebagai seorang kuwu yang melayani masyarakat. “Waktukan bisa dibagi, kapan saya harus melayani masyarakat saya dan kapan saya harus menjadi pengemudi taksi online. Dan, pelayanan kepada masyarakat tetap saya utamakan dan saya prioritaskan,” katanya.

0 Komentar