Melihat Koleksi Peninggalan Srikandi dari Cirebon

olly-sastra-rumah
Esti Handayani bersama beberapa barang peninggalan sang ibu. Di kediaman tersebut banyak menyimpan benda yang punya nilai sejarah. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Berada  di tengah tengah kota, tepatnya di Persimpangan Jl Pagongan dan Jl KS Tubun, bangunan bergaya khas Kolonial Belanda menyimpan banyak sekali sejarah. Diperkirakan rumah tersebut selesai dibangun pada tahun 1920. Isinya, sudah seperti museum.

KHOIRUL ANWARUDIN, Pekalipan
RUMAH itu milik Olly Siti Soekini atau dikenal juga dengan sebutan Olly Sastra. Julukannya Srikandi dari Cirebon. Dialah sosok pemberani yang mengibarkan bendera merah putih di gedung Jawa Hoko Kai di Jalan Pekalipan 106. Tepat sehari setelah Bung Karno membacakan proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Olly bahkan harus berjibaku dengan tentara Jepang bernama Tanaka yang langsung menurunkan dan merebut bendera merah putih itu. Tanaka lalu membuang dan membakar bendera berbahan satin tersebut. Walaupun akhirnya bendera tersebut berhasil diselamatkan dengan kondisi sudah koyak dan terbakar.
Di rumah tersebut, Esti Handayani, anak ke delapan Olly Sastra menjaga dan merawat peninggalan ibundanya dengan baik. Beberapa perabotan seperti mesin ketik, telefon kuno hingga figura yang memajang foto foto lawas pun masih terawat. Ia juga masih memiliki baju kebaya dan tas tas koleksi sang ibunda.
Sementara itu, memoar sang bunda yang merupakan salah satu tokoh pemuda Kota Cirebon era perjuangan juga masih tersimpan dengan apik. Termasuk bendera merah putih, yang konon merupakan bendera pertama saksi keberanian sang srikandi, masih terawat dengan baik.
Generasi tertua yang sudah dipastikan pernah menghuni bangunan itu adalah kakeknya, Haji Oentung Sastra. Kakeknya yang merupakan wakil kepala di Algemene Volkskrediet Bank (Sekarang bernama BRI) itu disebutnya menjadi salah satu orang yang cukup berpengaruh ketika itu. “Saya tidak tahu kapan rumah ini dibangun. Tetapi yang pasti, ibu saya, Olly Sastra yang lahir pada tahun 1925 dilahirkan di rumah ini,” ungkap Esti.
Olly dikenal cukup dekat dengan Bung Karno. Banyak foto-foto dirinya dengan sang proklamator dalam berbagai kesempatan. Tak hanya foto bersama, Olly juga sering berkirim surat dengan Bung Karno. Ada salah satu surat istimewa yang dikirimkan oleh Bung Karno. Dalam surat yang dilengkapi kop lembaga kepresidenan tersebut, Bung Karno memberikan nama untuk anak ke tujuh Olly Sastra.

0 Komentar