Pemerintah Buka Keran Investasi Miras

Pemerintah Buka Keran Investasi Miras
MIRAS SITAAN: Puluhan ribu botol minuman keras (miras) dari berbagai merek dan ribuan liter miras tradisional dimusnahkan di halaman depan Mako Polresta Cirebon, Sumber, Kabupaten Cirebon, pada Senin pagi (21/12). Miras tersebut, merupakan hasil operasi kepolisian dan Satpol PP selama tiga bulan terakhir. FOTO: CECEP NACEPI/RADAR CIREBON
0 Komentar

Presiden Jokowi membuka izin investasi untuk industri minuman keras (miras). Dalam aturannya disebutkan bahwa investasi ini hanya dilakukan di empat daerah. Yakni Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, Papua. Tapi, ternyata ada aturan tambahan. Investasi ini bisa juga dilakukan di luar empat daerah itu dengan syarat mendapatkan ketetapan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berdasarkan usulan gubernur.

KETENTUAN ini tertuang di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal. Sudah diteken Presiden Jokowi pada 2 Februari 2021. Aturan itu sendiru merupakan turunan dari Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
“Semua bidang usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha yang dinyatakan tertutup untuk penanaman modal atau untuk kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat,” bunyi Pasal 2 Ayat 1 Perpres 10/2021. Selanjutnya, lampiran bidang usaha yang boleh mendapat aliran investasi tertuang dalam tiga lampiran. Pada lampiran ketiga, tercantum industri minuman keras mengandung alkohol pada daftar urutan ke-31.
“Persyaratan, untuk penanaman modal baru dapat dilakukan pada provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Papua dengan memperhatikan budaya dan kearifan setempat,” tulis lampiran III perpres tersebut.
Bila penanaman modal dilakukan di luar daerah tersebut, maka harus mendapat ketetapan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berdasarkan usulan gubernur. Izin dan syarat yang sama juga berlaku untuk industri minuman mengandung alkohol anggur. Dengan izin ini, industri miras bisa memperoleh suntikan investasi dari investor asing, domestik, koperasi, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Investasi asing boleh mengalir dengan nilai lebih dari Rp10 miliar di luar tanah dan bangunan. Tapi, wajib membentuk perseroan terbatas (PT) dengan dasar hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam negeri.
Tak hanya mengatur soal investasi ke industri miras, Jokowi juga memberi restu investasi bagi perdagangan eceran miras atau beralkohol masuk daftar bidang usaha yang diperbolehkan dengan persyaratan tertentu.
Bidang usaha perdagangan eceran minuman keras atau beralkohol, persyaratan jaringan distribusi dan tempatnya khusus. Bidang perdagangan eceran kaki lima minuman keras atau beralkohol, persyaratan jaringan distribusi dan tempatnya khusus.

0 Komentar