Perlu Gugus Tugas Covid-19 Bersama Ciayumajakuning

ika-maharani-relawan-corona
Ika Maharani saat konferensi pers di Graha BNPB.
0 Komentar

PEMERINTAH di Wilayah III Cirebon diharapkan dapat melakukan intervensi yang signifikan terhadap kasus corona virus disease-2019 (covid-19). Salah satu yang dapat dilakukan adalah melaksanakan tes masal dengan menggunakan perangkat polymerase chain reaction (PCR).
Melihat kasus Covid-19 di Wilayah III Cirebon, diharapkan tes masal dapat mempercepat penanganan terhadap orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien terkonfirmasi positif, dan lebih lanjut dapat melakukan mitigasi di tingkat komunitas lebih terarah.
Sayangnya, hingga kini tes masal masih terkendala dengan keberadaan perangkat PCR tersebut. Kalaupun ada yang sudah beroperasi hanya di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK-UGJ).
Sementara di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) keberadaan PCR hingga kini belum dapat dioperasikan. Begitu juga di Rumah Sakit Pelabuhan.
Urgensi dibuatnya gugus tugas bersama adalah penanganan pasien Covid-19, kepastian pemeriksaan dan penanganan oleh tenaga medis, tracing hingga penanganan nonmedis dalam hal ini penyekatan wilayah, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kebijakan lainnya.
Seperti diketahui, kendala saat ini adalah lamanya rentang waktu antara pemeriksaan dan keluarnya hasil. Diharapkan pemerintah daerah di wilayah bertetangga ini segera memikirkan untuk membentuk gugus tugas bersama penanganan Covid-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cirebon, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein menegaskan, dalam pembentukan gugus tugas bersama, ada beberapa hal yang  harus ditekankan. Yang utama adalah penemuan kasus baru. “Sekarang kita fokus di kasus baru ODP dan PDP untuk tes swab, setelah itu ada komunitas pemudik atau pelaku perjalanan,” ujar Fariz, kepada Radar Cirebon.
Langkah kedua adalah pemeriksaan difokuskan kepada pemudik. Ini juga memerlukan kerjasama konsorsium itu. Dimulai dari mengelola arus keluar masuk pemudik di perbatasan. Sebab, wilayah Cirebon adalah pintu keluar masuk daerah sekitarnya. Begitu pun sebaliknya.
Pemilihan fokus kepada pemudik disebabkan hingga saat ini, tidak ada transmisi lokal di Ciayumajakuning. Kasus covid-19 merupakan imported.
Tahap berikutnya adalah pemeriksaan daerah hijau secara random untuk mitigasi kawasan yang tidak terpapar. Fungsinya memastikan kawasan itu benar-benar hijau. Tetapi bila ditemukan kasus positif di area hijau, bisa dilakukan PSBB di tingkat desa.

0 Komentar