Pertaruhkan Nyawa, Lumpuhkan Perampok

pelaku-perampokan-jalan-pembangunan
Pelaku perampokan di Jl Pembangunan Kota Cirebon yang berhasil dilumpuhkan warga.
0 Komentar

CIREBON – Kota Cirebon geger perampokan. Siang bolong kemarin (7/7) sekitar 12.30 WIB. Lokasinya di sebuah rumah mewah di Terusan Teratai Pembangun V L 14 RT 05 RW 05 Kp Sidamulya, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi. Rumah itu milik Irvan Susanto. Dikenal sebagai pengusaha atau kontraktor.
Perampokan ini bikin geger karena terjadi adu fisik antara pelaku perampokan Muhammad Dahlan (37) dengan Ketua RW 05, Mundir (56), serta dua warga lainnya. Mundir lah yang pertama kali terlibat duel fisik dengan pelaku yang diketahui berasal dari Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, itu.
Mundir pertaruhkan nyawa menggagalkan aksi perampokan itu. Ia sampai mandi darah. Kepalanya bocor dan dijahit 12 jahitan setelah dipopor senjata api (senpi) jenis pistol yang dibawa pelaku.
Kepada Radar Cirebon, ia menceritakan awal mula duel berdarah itu. “Pas selesai Salat Duhur, saya dapat telepon dari Pak RT. Katanya ada perampokan di rumah Pak Irvan. Saya langsung bangunin adik saya (Tatang, red). Saya ajak untuk lihat lokasi perampokan,” ujar Mundir saat ditemui di rumahnya yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat kejadian.
Sampai di rumah Irvan, Mundir kebingungan. Pasalnya, rumah itu menggunakan pagar tinggi sehingga apa yang terjadi di dalam rumah tak bisa terlihat dari luar. Mundir tak mau menyerah. Ia coba naik ke tempat sampah untuk melihat lokasi di dalam. Namun, upayanya masih gagal juga.
Ia pun berpikir keras. Hingga akhirnya memutuskan naik melalui tempat yang lebih tinggi. Dari luar, Mundir pun melihat jendela rumah korban yang tampak dicongkel. Ia yakin pelaku masih di dalam. Mundir memerintahkan sang adik, Tatang, untuk meminta bantuan Joko yang merupakan tetangga korban.
“Tatang saya suruh untuk meminta bantuan. Sambil Tatang nyari bantuan, saya masuk ke dalam. Saya manjat pagar sampai akhirnya masuk. Di dalam saya lihat pembantunya ditodong terus pakai senpi. Dia juga disuruh tidak boleh teriak dan diancam tidak boleh ngomong,” cerita Mundir.
Nah, saat di dalam itulah, rupanya suara langkah kaki Mundir terdengar oleh pelaku. Begitu masuk dalam ruangan tempat pelaku berada, ia justru mendapatkan todongan pistol. Namun, Mundir nekat. Ia langsung merebut senpi itu. Apes, pelaku terlalu tinggi sehingga Mundir mengalami kesulitan ketika mencoba merebut senjata itu.

0 Komentar