Ambil Sampel DNA Keluarga ABK yang Hilang di Korea Selatan

Ambil Sampel DNA Keluarga ABK yang Hilang di Korea Selatan
KELUARGA CEMAS: Keluarga ABK asal Blok Cibasale, RT 01 RW 12, Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka menerima kedatangan perwakilan PT Palomas Sejati dan SPPI. FOTO: ONO CAHYONO/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

 
MAJALENGKA – Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) dan PT Palomas Sejati datang menemui keluarga korban pasca seorang Anak Buah Kapal (ABK) asal Blok Cibasale, RT 01 RW 12, Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka berinisial IHP menjadi korban tenggelamnya kapal di Korea Selatan, Kamis (7/1).
Informasi yang dihimpun, ada tiga ABK Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban di kapal penangkap ikan 32 Myongminho.
Perwakilan PT Palomas Sejati, Nurhidin mengatakan sebagai lembaga resmi yang memberangkatkan ABK asal Majalengka, pihaknya mengunjungi rumah keluarga ABK sebagai perwakilan dari menteri luar negeri untuk menyampaikan kondisi terkini proses pencarian.
“Proses pencarian sendiri sudah dilakukan sejak informasi tenggelamnya kapal pada 29 Desember 2020 lalu. Ada sedikitnya 1.000 personel yang diterjunkan oleh Perdana Menteri Korea,” kata Nurhidin saat ditemui di rumah keluarga ABK asal Majalengka.
Sementara, kru di kapal tersebut berisi 7 orang yang mana tiga di antaranya berasal dari Indonesia. Sampai saat ini ketiga ABK asal Indonesia tersebut belum ditemukan. Sambil menunggu kondisi terkini, pihaknya menyambangi rumah korban. “Pencariannya masih terus dilakukan, kita juga menunggu update resmi dari KBRI,” ucapnya.
Jika nantinya ABK tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal, pihaknya berjanji akan mempermudah proses kepulangannya. Pihaknya berharap kliennya tersebut ditemukan dalam keadaan masih hidup.
“Insya Allah sesuai prosedur perusahaan kami yang resmi, nanti kalau memang diketemukan terkait persiapan pemulangannya insya Allah dipermudah. Kami akan koordinasi dengan Kemenlu, dibantu SPPI. Mohon doa dari semuanya,” tambahnya.
Sementara, selain memberikan informasi terkini dalam proses pencarian, pihaknya juga melakukan percepatan kesamaan DNA dengan keluarga ABK. Sehingga, jika nanti ditemukan dalam keadaan meninggal, identifikasi korban akan lebih cepat dilakukan.
Pihaknya belum memastikan korban dalam keadaan hidup atau meninggal. Namun, jika meninggal, maka sudah mengambil sampel DNA dari orangtuanya untuk dikirim ke Korea guna mempercepat identifikasi.
Sementara, di rumah ABK asal Majalengka, tampak sejumlah anggota keluarga memperlihatkan kecemasan. Salah satunya, istri dari ABK tersebut, Ade.
Ade menuturkan, dirinya sangat syok atas peristiwa yang menimpa suaminya tersebut di Korea Selatan. Dia mengaku, terakhir komunikasi dengan suaminya sesaat sebelum kejadian. “Komunikasi pas kejadian. Jadi saya lihat HP dia aktif. Sempat chatting dibalas dua kali. Setelah itu hanya dilihat saja,” ungkap Ade.

0 Komentar